Wiji Thukul: Aku bukan artis pembuat berita, tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa. Puisiku bukan puisi tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan. [...]
Wiji Thukul: Menjadi diri sendiri adalah tindakan subversi di negeri ini. Maka selalu siaga polisi, tentara, hukum dan penjara bagi siapa saja yang menolak menjadi orang lain. [...]
Wiji Thukul: Puskesmas itu demokratis sekali, pikirku: sakit gigi, sakit mata, mencret, kurapan, demam, tak bisa tidur, semua disuntik dengan obat yang sama. [...]
Wiji Thukul: Tak menyerah aku pada tipu daya bahasamu yang keruh dan penuh genangan darah. Aku menulis, aku menulis, terus menulis sekalipun teror mengepung. [...]
Wiji Thukul: Siapa mau disamakan dengan tikus, didudukkan di kursi terdakwa, dituding tuan jaksa ingin menggulingkan negara hanya karena berorganisasi dan punya lain pendapat? [...]
Wiji Thukul: Di pinggir jalan berdiri toko-toko baru dan macam-macam bangunan. Kampung kami di belakangnya, riuh dan berjubel seperti kutu kere kumal. [...]