Norman Adi Satria: Yang jadi problema adalah yang kau ngerti setelah satu adalah dua. Padahal setelah satu bisa saja 1,000000...1 dan seterusnya. [...]
Emha Ainun Nadjib: Namanya Bambang Suprihatin. Aku tidak tahu apakah orangtuanya bermaksud melatih putranya ini agar tahan terhadap segala keprihatinan. Dan kini apakah mereka mengetahui betapa anaknya lebih dari sekadar berprihatin? [...]
Chairil Anwar: Tiba di puncak dan dia sungguh tidak tahu, burung-burung asing bermain keliling kepalanya dan buah-buah hutan ganjil mencap warna pada gaun. [...]
Norman Adi Satria: Ia membuka laci gerobaknya, dua lembar duit merah bergambar perahu layar menyapa. "Masih jauh untuk menuju Pak Harto, Nak." ucapnya. [...]
Raditya Dika: Sama seperti memasukkan barang-barang ke kardus, gue juga harus memasukkan kenangan-kenangan gue dengan orang yang gue sayang ke semacam kardus kecil. [...]
WS Rendra: Menghisap sebatang lisong, melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang, berak di atas kepala mereka. [...]
Wiji Thukul: Seperti tanah lempung pinggir kampung, masa laluku kuaduk-aduk, kubikin bentuk-bentuk, patung peringatan. Berkali-kali kuhancurkan, kubentuk lagi. Patungku tak jadi-jadi. [...]
Norman Adi Satria: Pasien sebelah tirai bercerita dia juga sangat sibuk. Tenaga, pikiran, mental, dan segalanya dia korbankan hanya untuk mencari pekerjaan. Selama ini dia menjadi pengangguran. [...]