Norman Adi Satria: Hei, para calon penguasa! Sekali-kali kami juga ingin teriak: Ikeh-ikeh kimochi! Bukan malah susah ngaceng dan ejakulasi dini! [...]
Norman Adi Satria: Rugi rasanya, sudah hilang perawan, lagi haid diembat juga, sekarang menyalahkan orang lain dan keadaan atas janji yang tak bisa diwujudkan. [...]
Norman Adi Satria: Hengkangnya Iblis dan sepertiga malaikat menjadi pertanda bahwa surga tak menjamin pribadi yang abadi memiliki kesalehan yang abadi pula. [...]
Norman Adi Satria: Bila puisi adalah seorang pelacur, pastilah ia pelacur yang tak pernah bercukur. Kemaluannya tersembunyi di lebat ketidakmaluannya. [...]
Norman Adi Satria: Lelaki itu teramat takut dicium kekasihnya, seorang perempuan yang terlalu baik, yang setiap kali marah justru mencium. "Please, jangan cium aku, sayang..." [...]
Joko Pinurbo: Konon, setelah berlayar mengelilingi bumi, Colombus pun akhirnya menemukan sebuah benua baru di dalam celana dan Stephen Hawking khusyuk bertapa di sana. [...]
Sapardi Djoko Damono: Dan serbuk-serbuk hujan tiba dari arah mana saja (cadar bagi rahim yang terbuka, udara yang jenuh) ketika mereka berjumpa. Di ranjang ini. [...]
WS Rendra: Ia bicara panjang lebar kepadamu tentang perjuangan nusa bangsa dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal ia sebut kau inspirasi revolusi sambil ia buka kutangmu. [...]
Norman Adi Satria: Apakah setelah resleting kita terkunci, kita akan singgah ke warung fotocopy, melaminating kondom bekas kita dan kita pajang dengan figura? [...]
Norman Adi Satria: Citra dan Marina belakangan mulai genit. Ingin diajak threesome bersama Lifebuoy. Fuhhh... Jangan sampai Ciptadent ikut-ikutan! [...]
WS Rendra: Perempuan yang cemburu dadanya bagai dua buah kelapa gading, tergunjing-gunjing di dalam blusnya yang merah jambu kerna napasnya yang menderu. [...]
Norman Adi Satria: Aku bisa onani sendiri! Aku bisa! Tapi apakah onani tak akan menyakiti sebuah pernikahan yang suci? Sedangkan onani adalah bercinta dengan bayangan Miyabi! [...]
Cak Nun: Sebenarnya aku punya harga diri yang tinggi, semacam keangkuhan, tapi setiap perempuan pada akhirnya akan menyadari bahwa keangkuhan hanyalah selapisan amat tipis dari kebutuhan perasaannya yang sebenarnya. [...]
Cak Nun: Dan, ini yang penting: ia tak menyetubuhiku! Aku makin gugup... Demikianlah, kami hanya bersetubuh batin. Begitu singkat, tapi segala yang kupertahankan di batinku, ambrol. [...]
Norman Adi Satria: Di balik rimbun bulu-bulu kemaluan, selubang gua akhirnya ditemukan. Menanti keluar sang pertapa yang semedi, puasa sembilan bulan sepuluh hari. [...]
Budi Lengket: Antara Plengkung Gading dan Pojok Benteng. Dan sekantung rindu yang kutenteng. Ingin segera kuserah saja cinta sederhana di sudut Jogja. [...]