S. Takdir Alisjahbana: Sebab dalam sastera saya dalam keadaan seorang pencipta yang bebas menumbuhkan perasaan, pikiran, dan fantasi dan menyusun sekaliannya dengan kebebasan menjadi sesuatu yang menjelmakan keperibadian saya. [...]
Norman Adi Satria: Tidak sedikit omongan semena-mena yang berniat durjana sengaja dilabeli "puisi" lengkap dengan tipografinya supaya terhindar dari problema. [...]
Norman Adi Satria: Yang melongok dari tepian menyebutnya jurang yang teramat dalam. Yang tengadah di dasar menyebutnya tebing tinggi yang teramat curam. [...]
Norman Adi Satria: Entah apakah suatu saat kelak foto itu bakal di pajang pada bungkus rokok dengan embel-embel tulisan "Rokok Membunuh Chairil" atau tidak. [...]
Norman Adi Satria: Chairil harus berkompromi dengan "hasrat"-nya. Kalau meminjam istilah Sapardi Djoko Damono, Chairil harus "bilang begini, maksudnya begitu". [...]
Norman Adi Satria: Sesiapa yang sekedar jadi binatang, meski sejalang-jalangnya, biarpun dikoyak sepi sesepi-sepinya, belum layak mati bergelar pujangga! [...]
Norman Adi Satria: Dengan rasa penasaran pemuda itu selalu mengamati hujan yang turun di setiap bulan demi membuktikan apakah Sapardi yang sok tahu atau dirinyalah yang masih lugu. [...]
Sapardi Djoko Damono: Tetapi mengapa Chairil masih saja nampak menonjol di antara kita? Tidak lain karena ia memperhatikan kata. Mengejek mereka yang memperhatikan kata. Mengejek kata. [...]
Norman Adi Satria: Bila puisi adalah seorang pelacur, pastilah ia pelacur yang tak pernah bercukur. Kemaluannya tersembunyi di lebat ketidakmaluannya. [...]
Wiji Thukul: Tak menyerah aku pada tipu daya bahasamu yang keruh dan penuh genangan darah. Aku menulis, aku menulis, terus menulis sekalipun teror mengepung. [...]
Norman Adi Satria: Kami lebih suka tersesat kemudian mati dalam petualangan mencari kebenaran, daripada dilahirkan dalam kebenaran namun mati tanpa satu pun pengalaman petualangan. [...]
Wiji Thukul: Seperti tanah lempung pinggir kampung, masa laluku kuaduk-aduk, kubikin bentuk-bentuk, patung peringatan. Berkali-kali kuhancurkan, kubentuk lagi. Patungku tak jadi-jadi. [...]
Kahlil Gibran: Datanglah, oh kematian yang manis, dan ambillah aku dari tetanggaku yang melihatku sebagai orang asing karena aku menerjemahkan kepada mereka bahasa malaikat. [...]
Norman Adi Satria: Dalam semedinya, penyair tak disebut penyair namun pertapa. Dalam penggorengannya, penyair tak disebut penyair namun tukang gorengan. [...]
Norman Adi Satria: Detik demi detik keduanya berkata-kata, penyair itu kian asing terasa. Dia seperti makin bukan dia, sama sekali tak mencerminkan puisinya. [...]
Norman Adi Satria: Aku melihat seorang tukang foto setiap hari memotret objek yang sama. Tak ada hal lain yang pernah dia potret selain kembang ungu di halaman rumahnya. [...]
Norman Adi Satria: Penulis hidup di dua dunia: imajinasi dan nyata. Saat bokek, ia tinggal pindah ke dunia imajinasinya, membayangkan masih banyak uang tersisa. [...]