W.S. Rendra: Nenek moyang kita zaman dahulu akan berkata, "Seorang lelaki harus segera bangkit apabila ia jatuh tersungkur, memahami cacat dan kejatuhan diri sendiri memang sangat baik, tetapi lebih mulia lagi kalau ia segera bangkit kembali dan melangkah lagi. [...]
W.S. Rendra: Saya mempunyai teman sepemondokan yang bernama Aman, tetapi karena ia seorang peribut maka ada orang memanggilnya "Pengacau", dan karena ia pendek maka ada orang yang menamakannya "si Pendek", kecuali itu karena mukanya penuh dengan jerawat maka ada juga yang menyebutnya "si Jerawat". [...]
Goenawan Mohamad: Puisi bukanlah sebuah pertanyaan, tapi puisi tak ingin menjebak kita dengan jawaban. Seorang penyair akan merasakan gundah ketika orang ramai menuntutnya jadi pemberi fatwa. [...]
WS Rendra: Menghisap sebatang lisong, melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang, berak di atas kepala mereka. [...]
WS Rendra: Mamma yang tercinta, akhirnya kutemukan juga jodohku. Seseorang yang bagai kau: sederhana dalam tingkah dan bicara serta sangat menyayangiku. [...]
WS Rendra: Ia bicara panjang lebar kepadamu tentang perjuangan nusa bangsa dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal ia sebut kau inspirasi revolusi sambil ia buka kutangmu. [...]
WS Rendra: Dua puluh malaikat turun dari surga menyucikan yang sedang sekarat, tapi di bumi mereka disergap kelelawar-kelelawar raksasa yang lalu memperkosa mereka. [...]