Disekolahin (di Pegadaian) – Puisi Norman Adi Satria
Norman Adi Satria: Jangankan anak-anak, kulkas, tv, mesin cuci, setrika, bpkb motor, handphone china, dan cincin kawin pun kami sekolahkan, setinggi-tingginya. [...]
Puisi Utang
Penagih Utang – Puisi Joko Pinurbo
Joko Pinurbo: Jadwal bayar utang, maksudnya? Sabarlah, saya sedang banyak keperluan. Toilet baru akan saya lapisi emas, istri belum sempat saya tambah lagi. [...]
Antara Mukidi, Sang Penebus, dan Sang Penagih – Puisi Norman Adi Satria
Norman Adi Satria: Diamati-amati Mukidi, si gondrong yang dipercaya sebagai penebus itu rupanya tak pernah menebus apa-apa. [...]
Rahasia Seorang Ayah – Puisi Norman Adi Satria
Norman Adi Satria: Jangan sampai anak kita tahu! Jika kita pun masih belajar menjadi ayah dan ibu. [...]
Satu Truk Pasir – Cerpen Cak Nun
Cak Nun: ”Ganti dengan gundulmu apa!” Nyonya Gondo meledak. ”Kauhanya sibuk bikin rencana dan sibuk berlagak pada tetangga. Aku tahu betul kaupulang bawa pasir hanya untuk memberi kesan kepada tetangga seolah-olah kita ini makmur dan akan kaya." [...]
Matematika Orang Bokek – Norman Adi Satria
Norman Adi Satria: Apakah nol adalah tiada? Apakah nol tak berarti apa-apa? [...]
Puisi Cinta Nyeleneh: Semur Jengkol Julaeha (Nyicil utang sekalian nyicil perhatian)
(Norman Adi Satria) : Kepada semur jengkol yang aku sisakan di sepiring nasi uduk betawi, aku titipkan pesanku untuk Julaeha. [...]
Puisi Normantis 