Ir. Soekarno: Kita tidak menuliskan rencana ini untuk Nasionalis-nasionalis yang tidak mau bersatu. Nasionalis-nasionalis yang demikian itu kita serahkan pada pengadilan riwayat, kita serahkan pada putusannya mahkamah histori! [...]
Norman Adi Satria: Sungguh tidak arif memeteraikan sepenggal sejarah di bahu para pembaharu; meyakini darah selamanya mengandung kutuk turun temurun dari leluhur. [...]
Ajip Rosidi: Sebagian dari orang Cina peranakan di Indonésia menganggap kata "Cina" itu mengandung penghinaan. Meréka lebih suka mempergunakan kata "Tionghoa" untuk menyebut nama bangsa dan nama bahasanya, dan "Tiongkok" untuk menyebut nama negaranya. [...]
Goenawan Mohamad: ADA suatu baru, seorang penulis muda menyatakan pendapatnya: ”Sekarang ini tiba waktunya kita mengarahkan mata kita ke Barat.” Penulis itu adalah S. Takdir Alisjahbana. [...]
Goenawan Mohamad: PKI dibubarkan, 12 Maret 1966. Hari itu ribuan, mungkin ratusan ribu, manusia menghambur ke jalan-jalan Jakarta. Kemenangan macam apakah yang mereka rayakan? [...]
Joko Pinurbo: Kalian sembunyikan di mana penyair kurus yang tubuhnya seperti jerangkong itu? Pena yang baru diasahnya sangat tajam dan berbahaya. [...]
Norman Adi Satria: Saya melihat salah satu Joko teman saya menjadi pimpinan penjarahan rumah orang Tionghoa di komplek perumahan saya. Dia berorasi dalam bahasa Indonesia yang dia pelajari dari saya ketika dulu bermain kelereng bersama. [...]
Pramoedya Ananta Toer: Spanyol dan Amerika Serikat itu hanya bersandiwara perang. Hanya sandiwara bagaimana Spanyol menjual bangsa Filipina kepada Amerika Serikat tanpa harus kehilangan muka di dunia internasional. [...]
Norman Adi Satria: Di dalam teks asli Sumpah Pemuda, tidak pernah tertulis “Berbahasa Satu”, namun “Menjunjung Bahasa Persatuan”. Kedua hal tersebut sangat berbeda. [...]