Norman Adi Satria: Ketika itu kau pamit, namun akhirnya aku yang pergi. Karena intinya bukan siapa yang harus meninggalkan atau ditinggalkan, namun kita memang harus berpisah sebelum dipisahkan. [...]
Norman Adi Satria: Susahmu selamanya melebihiku. Kau tak pernah mau melibatkanku dalam remuknya jiwamu, dalam setiap gelisahmu. "Jangan, Nak, kau kini punya gelisahmu sendiri." katamu. [...]
Norman Adi Satria: Entah mengapa Tuhan begitu menyayangi Cantika. Ketika ia tak jadi lahir sebagai yang pertama, ia pulang mendahului kedua kakaknya. [...]
Norman Adi Satria: Ini tak semudah membersihkan serpih pasir yang melekat di kasut usai melangkah di pantai, kakiku telah berdarah-darah melangkah di jalanmu [...]