Norman Adi Satria: Kita merasa yang tua tak lagi layak bermimpi dan bercita-cita karena toh cita-cita hanya selalu ditanya kepada bocah yang dahulu adalah kita. [...]
Norman Adi Satria : Tangis bayi teredam keranjang anyaman, tertutupi gemericik air yang menghempas batu. Namun Ibu mengerti betul anaknya minta susu. [...]
Norman Adi Satria: Mas ‘Ndang merasa jenuh, jenuh dengan kelaminnya. Katanya, penis tidak cocok dengan hatinya, dua bola baginya hanya bandul saja. [...]
(Norman Adi Satria): Kau ingat tentang benda kotak yang kita liput dulu, yang jika terbakar baru akan kuat namun terjual tak lebih dari 300 perak sebiji. [...]