Norman Adi Satria: Ia membuka laci gerobaknya, dua lembar duit merah bergambar perahu layar menyapa. "Masih jauh untuk menuju Pak Harto, Nak." ucapnya. [...]
Joko Pinurbo: Gawat. Sebulan terakhir ini sudah banyak orang menjadi korban gigit anjing gila. Mereka diserang demam berkepanjangan bahkan ada yang sampai kesurupan. [...]
Norman Adi Satria: Nak, membacakan puisi tak perlu melulu bergelora. Bacalah seperti biasa namun dengan sepenuh jiwa. Karena pendengar puisi bukanlah telinga namun hati. [...]
(Pramoedya Ananta Toer) : Apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang tertinggal jarak itu juga-abadi. [...]
(Norman Adi Satria) : Aku hanya ingin pulang cepat, Nak. Agar es krimmu tetap beku. Karena takdirnya es krim akan mencair, di bungkusnya atau di mulutmu. [...]
Cuplikan Puisi "Bunga Untuk Makam Ibu"
(Norman Adi Satria) :
(Norman Adi Satria) : "Sri, lihat anakmu. Dia makin lihai memilah sampah. Semoga dia pun pandai memilah hidup."
[...]
Norman Adi Satria: "Nak, untuk mandi seperti ini kita tak perlu jadi orang kaya, jadilah orang yang mampu melakukan apapun dalam keterbatasan yang ada." [...]