Situasi (Begitulah Perempuan!) – Puisi Chairil Anwar 0 Comments Chairil Anwar: Begitulah perempuan! Hanya suatu garis kabur bisa dituliskan dengan pelarian kebuntuan senyuman. [...]
Lagu Gadis Itali – Puisi Cinta Sitor Situmorang 1 Comment Sitor Situmorang: Kerling danau di pagi hari, lonceng gereja bukit Itali. Jika musimmu tiba nanti, jemputlah abang di teluk Napoli. [...]
Tidur Dalam Mimpi – Puisi Norman Adi Satria 0 Comments Norman Adi Satria: Untunglah, saat aku tidur dengannya, aku memimpikanmu. [...]
Rumpun Alang-Alang – Puisi WS Rendra 0 Comments WS Rendra: Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang. Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang. [...]
Lagu Sangsi (Hati lelaki yang terbagi) – Puisi WS Rendra 1 Comment WS Rendra: Hati lelaki yang terbagi adalah daging dibajak sangsi. Hati yang hidup untuk dua bunga adalah kali tersobek dua. [...]
Lirik Untuk Improvisasi Jazz (Aku tak pernah tidur, menunggumu) – Puisi Sapardi Djoko Damono 0 Comments Sapardi Djoko Damono: Tergolek di atas rumput, sobekan-sobekan kertas, embun, pecahan botol. Aku tak pernah tidur, menunggumu. [...]
Sajak Lelaki Setia di Kamar Mandi (Salahkah Onani?) – Norman Adi Satria 0 Comments Norman Adi Satria: Citra dan Marina belakangan mulai genit. Ingin diajak threesome bersama Lifebuoy. Fuhhh... Jangan sampai Ciptadent ikut-ikutan! [...]
Menunggu – Puisi Norman Adi Satria 0 Comments Norman Adi Satria: Dalam selamanya ada aku yang masih menunggu kau lelah terus menerus pergi. [...]
Di Pojok Jalan – Puisi Subagio Sastrowardoyo 0 Comments Subagio Sastrowardoyo: Bahwa kita hidup adalah perjanjian dengan bumi. [...]
Puisi Bukan Peluh Maupun Pejuh – Norman Adi Satria 0 Comments Norman Adi Satria: Kita takkan mengenang gelinjang di atas ranjang, sayang. Kita tak bicara soal rintih dalam tindih juga peluh maupun pejuh. [...]
Ingatan (Hujan masih mengingat saya walau saya tinggal ranting kering) – Puisi Joko Pinurbo 7 Comments Joko Pinurbo: Hujan masih mengingat saya walau saya tak punya lagi daun hijau yang sering dicumbunya dengan gila. [...]
Sisi Gelapmu Bayang-Bayangku – Puisi Norman Adi Satria 5 Comments Norman Adi Satria: Kau lupa bayang-bayang akan kian besar justru ketika pemiliknya beranjak menjauh mendekati cahaya. [...]
Setia dan Dusta – Puisi Norman Adi Satria 5 Comments Norman Adi Satria: Istriku telah menjadi seberkas cahaya, maka dia tak lagi memiliki bayang-bayang. [...]
Puisi Cinta: Di Balik Pintu (Menunggu hatimu mencair) 3 Comments (Norman Adi Satria): Hatimu terlalu dingin sampai-sampai ditinggali sekawanan penguin. [...]
Puisi Cinta: Kepada Yang Ingin Kucintai (Dia cantik justru karena dia kucintai) 6 Comments (Norman Adi Satria) : Aku mencintainya bukan karena dia cantik. Dia cantik justru karena dia kucintai. [...]
Puisi Penyesalan Cinta: Suatu Tempat Yang Jauh Sekali (Kembali ke masa lalu) 4 Comments Norman Adi Satria: Di suatu tempat yang jauh sekali kita sama-sama bertemu, kau sedang berbisik pada dirimu aku tengah membisiki diriku. [...]
Puisi Bayanganmu (Undang-Undang Cinta) – Norman Adi Satria 4 Comments Norman Adi Satria: Dia terkena pasal 3 ayat 11: "Bayangan tidak boleh menggantikan realita untuk dicintai dan mencintai." [...]