Sapardi Djoko Damono: Angin memahatkan tiga panah kata di kelopak sakura--ada yang diam-diam membacanya. Kemarin tak berpangkal, besok tak berujung--tak tahu mesti ke mana angin menyambut bunga gugur itu. [...]
Riska Cania Dewi: Mawar yang pergi kini kembali, mengunjungi tangan yang dulu menggenggamnya. Terimakasih kau telah sudi bertanya tentang bagaimana kabar tangan ini? [...]
Sapardi Djoko Damono: Bayang-bayang yang tiba-tiba tersentak ketika seekor burung menyambar capung, risau bergerak-gerak ketika sepasang kupu-kupu merendah ke bumi basah, bertarung. [...]
Sapardi Djoko Damono: Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu. Saksikan saja dengan teliti bagaimana Matahari memulasnya warna-warni, sambil
diam-diam membunuhnya dengan hati-hati sekali. [...]
Norman Adi Satria: aku akan membawamu ke sebuah tempat dimana segala malam adalah malam pertama. melati yang gugur segera berganti kuncup yang mekar. [...]
Norman Adi Satria: Aku pergi karena kau masih saja menyangka dirimu bunga! Aku memang kumbang jantan, dan kau seharusnya jadi kumbang betina! Bukan bunga! [...]