Norman Adi Satria: Wanita itu akhirnya pun tahu bahwa lelakinya dulu pernah sekamar kecil dengannya ketika sang lelaki masih malu mewujud sebagai lelaki: dulu dia banci. [...]
Norman Adi Satria: Ya, kau hanya lupa. Maka malam ini aku ingin membuatmu ingat tentang dua ekor ulat yang sibuk mengunyah dedaunan di ranting yang bersebelahan. Kau di ranting jambu dan aku di dahan rambutan. [...]
(Norman Adi Satria) : Ya Tuhan, dengan suara hatiku yang tak pernah serak dengan bibir jiwaku yang tak pernah sariawan aku memohon pada-Mu, bangunkanlah ibu-ibu. [...]
(Norman Adi Satria) : Katakan pada mereka, kamu kurus begini karena terlalu sibuk untuk mempercantik hati, sampai-sampai tak sempat mempercantik diri. [...]
(Norman Adi Satria) : "Kita harus kompak jadi jomblo.. Gimana?" tanya Tom sambil menggigit bibir bawah. "Kompak jomblo? Keren juga tuh.. Ayo!" jawab Galuh. [...]
Norman Adi Satria: "Halah, orang kaya mental miskin! Begitu saja marah-marah! Kalau banyak uang tak usah marah-marah, karena itu tanda kau sebenarnya mental miskin!" [...]
Norman Adi Satria: Manusia Seribu Tanya bersua dengan Tuhan Bermilyar Jawab di sebuah perjalanan batin. Mereka saling melempar senyum bak kepada sahabat lama. [...]
Norman Adi Satria: Pedagang siomay keliling menuliskan di gerobaknya: Siomay Ikan Tuna - Asli. Anehnya, satu buah siomay hanya dihargai 500 rupiah. [...]
Norman Adi Satria : "Bu, keberuntungan belum datang?" "Belum, Nak. Mungkin dia sibuk." "Sibuk mendatangi orang beruntung?" "Ya, kok kamu pintar?" [...]
Norman Adi Satria: Nak, kitab yang kau berhasil hafalkan itu hanyalah kitab yang berisi cara membaca Kitab Wasiat Utama. Itu adalah buku petunjuk pembacaan Kitab yang sesungguhnya. [...]
Norman Adi Satria: Air menangis lagi. "Aku telah lama mencintai Api, namun selalu saja dia pergi menghilang saat aku datang, ia hanya meninggalkan Panasnya yang telah hangat." [...]
Norman Adi Satria: Adam yang sedari tadi sembunyi di balik semak, memukulkan pentungan ke kepala Ular berkaki itu. "Oh Tuhan, akhirnya ngidamku kesampaian.." [...]
Norman Adi Satria: Para pemakan daging itu membuat perutnya menjadi kuburan umum... Lihat saja esok ada ayam, anjing, dan babi datang berkunjung untuk "nyekar". [...]
Norman Adi Satria : Paling-paling pacarmu ini sopir atau kuli, iya kan? Cari yang lain, yang berpendidikan, yang bergelar, yang bermasa depan! Dengar itu Melati?! [...]
Norman Adi Satria: Kita merasa yang tua tak lagi layak bermimpi dan bercita-cita karena toh cita-cita hanya selalu ditanya kepada bocah yang dahulu adalah kita. [...]