Sapardi Djoko Damono: "Kenapa aku berada di sini?" tanya kerikil yang goblok itu. Kini ia terjepit di sela-sela kembang ban
dan malah bertanya kenapa. [...]
Sapardi Djoko Damono: Layang-layang barulah layang-layang jika ada angin memainkannya. Ia barulah layang-layang jika melayang, meski tak berhak membayangkan wajah angin. [...]
Norman Adi Satria: Hatinya masygul terkenang seucap nasihat: "Jangan pernah pilah-pilih pantat, ia mulia ketika bersalat." Ia terkenang tukang kayu bersujud berdoa, meninggikan pantat, merendahkan kepala. [...]
Joko Pinurbo: Pada dahannya masih tergantung sepotong celana: gambar panah di pantat kanan, gambar hati di pantat kiri; dicumbu angin ia menari-nari. [...]
(WS Rendra) : Mereka memanen untuk tuan tanah yang mempunyai istana indah. Keringat mereka menjadi emas yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa. [...]
(Norman Adi Satria) : Kini kita kebingungan boneka kita yang bersahaja berubah jadi menyeramkan kemudian kita bertanya-tanya: apakah dia kerasukan? [...]
(Norman Adi Satria) : Aku hanya ingin pulang cepat, Nak. Agar es krimmu tetap beku. Karena takdirnya es krim akan mencair, di bungkusnya atau di mulutmu. [...]
(Norman Adi Satria): Kau ingat tentang benda kotak yang kita liput dulu, yang jika terbakar baru akan kuat namun terjual tak lebih dari 300 perak sebiji. [...]