Norman Adi Satria: Aku mengerti perasaannya karena perasaannya adalah perasaanku. Perasaan seseorang yang ditinggalkan dengan seberkas luka menganga. [...]
Norman Adi Satria: Sang pendusta ulung mungkin hadir dalam kejujuran paling jujur di sepanjang permulaan, kemudian menghempas kita dalam kebohongan yang paling bohong. [...]
Norman Adi Satria: Anak itu berangkat dengan berseragam. Di tengah jalan dia ganti kaos, bersama kawan-kawannya bolos, pergi ke Dufan untuk main pesawat-pesawatan
dan melihat badut. [...]