Norman Adi Satria: Rugi rasanya, sudah hilang perawan, lagi haid diembat juga, sekarang menyalahkan orang lain dan keadaan atas janji yang tak bisa diwujudkan. [...]
Norman Adi Satria: Hengkangnya Iblis dan sepertiga malaikat menjadi pertanda bahwa surga tak menjamin pribadi yang abadi memiliki kesalehan yang abadi pula. [...]
WS Rendra: Ia bicara panjang lebar kepadamu tentang perjuangan nusa bangsa dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal ia sebut kau inspirasi revolusi sambil ia buka kutangmu. [...]
Norman Adi Satria: Apakah setelah resleting kita terkunci, kita akan singgah ke warung fotocopy, melaminating kondom bekas kita dan kita pajang dengan figura? [...]
WS Rendra: Perempuan yang cemburu dadanya bagai dua buah kelapa gading, tergunjing-gunjing di dalam blusnya yang merah jambu kerna napasnya yang menderu. [...]
Cak Nun: Dan, ini yang penting: ia tak menyetubuhiku! Aku makin gugup... Demikianlah, kami hanya bersetubuh batin. Begitu singkat, tapi segala yang kupertahankan di batinku, ambrol. [...]
Norman Adi Satria: Di balik rimbun bulu-bulu kemaluan, selubang gua akhirnya ditemukan. Menanti keluar sang pertapa yang semedi, puasa sembilan bulan sepuluh hari. [...]