Kahlil Gibran: Betapa anehnya, Anakku, bahwa dua burung yang terhormat ini harus saling menyerang. Tidakkah langit cukup luas untuk mereka berdua? [...]
Kahlil Gibran: Bernyanyilah seekor naga betina yang menjaga tujuh gua di lautan: Dalam bulan sabit aku akan melahirkan Santo George yang memenggalku. [...]
Kahlil Gibran: Datanglah, oh kematian yang manis, dan ambillah aku dari tetanggaku yang melihatku sebagai orang asing karena aku menerjemahkan kepada mereka bahasa malaikat. [...]
Kahlil Gibran: Lebih baik aku terbakar dan berubah menjadi abu berwarna putih daripada menderita dalam kegelapan yang menyentuhku atau mengotoriku. [...]
Kahlil Gibran: "Penyelamatan hanya untuk mereka yang dibaptis oleh air suci dan mendapat berkah dari roh-roh suci." Sesaat setelah pendeta itu berkata demikian, petir menyambar gereja. [...]
Kahlil Gibran: Saat kecantikan keluar dari laut, ia tidak menemukan pakaiannya. Karena malu untuk telanjang, akhirnya ia mengenakan pakaian keburukan. [...]
Kahlil Gibran: Satu nyawa yang kumiliki, satu kematian pula yang kumiliki. Tapi kau? Mereka berkata bahwa kau memiliki sembilan nyawa. Bukankah itu berarti kau akan mengalami sembilan kali kematian? [...]
Kahlil Gibran: "Ini adalah delima paling baik di daerah ini, kami menjualnya satu perak lebih mahal daripada delima yang lain." Ternyata semua tetangga, pria maupun wanita datang berduyun-duyun untuk membeli delima itu. [...]
Kahlil Gibran: "Itu rumah Nyonya Ruth. Dia seorang penyihir tua." ; "Kau salah, Nyonya Ruth adalah seorang wanita cantik yang tinggal di sana untuk mengabdi pada mimpi-mimpinya." [...]
Kahlil Gibran: Laki-laki dari bukit itu membayar dua keping dan memasuki toko tersebut untuk melihat patung yang dulu dijualnya dengan harga satu keping perak. [...]
Kahlil Gibran: jiwa para filosof bersemayam dalam kepalanya, jiwa penyair ada dalam hatinya, jiwa penyanyi melingkari tenggorokannya, namun jiwa penari mengelilingi sekujur tubuhnya. [...]
Kahlil Gibran: "Raja gila. Raja kita dan menterinya telah kehilangan nalar. Tentu kita tidak mungkin diperintah oleh raja yang gila. Kita harus menurunkan dia dari tahtanya." [...]
Dan si anak berkata, “Oh, wanita pembenci, egois dan tua bangka! Yang berdin' di antara kebcbasanku dan aku! Yang ingin me-miliki hidupku dan mengubahnya menjadi tiruan hidupmu yang suram! Kuharap kau mati!” [...]