Joko Pinurbo: Kata sebuah dongeng, dulu ada seorang musafir datang bertapa untuk membuktikan apakah benar wajah bulan bisa disentuh lewat dasar sendang. [...]
(Patricia Cinta) : Dari 600-an judul puisi yang pernah diunggah Norman Adi Satria di normantis.com, ada satu yang nampaknya paling kontroversial yaitu: Puisi Doa Seorang Jomblo. [...]
Norman Adi Satria : Hari ini bumi ulang tahun. Entah sudah berapa usia yang sesungguhnya, dengan kecentilan dia menjawab: 2016. Persis seperti nenek-nenek 89 tahun yang mengaku-ngaku masih sweet seventeen. [...]
Seks itu bisa hadir bukan sekedar dari hawa napsu. Bahwa seks tak selalu berkonotasi negatif. Seks tak selalu porno. Seks bukan cuma kegiatan “celap-celup”. [...]
Gus Mus : Jangan tanya apa yang terjadi, apalagi apa yang ada dibalik kejadian. Karena disini yang ada memang hanya kotak-kotak teka-teki silang dan daftar pertanyaan-pertanyaan. [...]
(Joko Pinurbo) : Tenang saja, tak usah khawatir. Aku berani pergi sendiri ke kamar mandi. Aku akan baik-baik saja. Tak ada hantu yang perlu ditakuti. [...]
Joko Pinurbo: Pada dahannya masih tergantung sepotong celana: gambar panah di pantat kanan, gambar hati di pantat kiri; dicumbu angin ia menari-nari. [...]
(Norman Adi Satria): Dalam kayuh yang melambat Ayah mengolah pikir begitu cepat mencoba menyusuri memori kapan ia ke gereja terakhir kali, sekedar untuk menjawab: "Papa juga pernah, Nak, namun sudah lama sekali." [...]
(Djenar Maesa Ayu) : Saya tidak bisa menentukan. Saya sudah menunggu dua jam dengan perut kram akibat pengguguran. Namun ia tak juga datang. Tapi apakah saya harus menyerahkan bangku kosong di sebelah saya ke seseorang? [...]
(W.S Rendra) : Janganlah tuan seenaknya memelukku. Sedangkan pacarku tak berani selangsung itu. Apakah tujuan tuan, sudah cukup aku tahu. Ketika tuan siku teteku,
sudah kutahu apa artinya [...]
(Soe Hok Gie) : “hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar ‘terimalah dan hadapilah. [...]
(Pramoedya Ananta Toer) : Apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang tertinggal jarak itu juga-abadi. [...]
(Norman Adi Satria) : Malapetaka menjadi satu-satunya kreasi yang enggan kita nikmati sendiri. Padahal ketika membuatnya kita begitu bersemangat, bersorak-sorai. [...]
Norman Adi Satria: "Tanyakan saja pada puisi itu, untuk siapa dia hadir. Aku hanya menghadirkan." jawab saya. Terdengar amat menyebalkan memang, dia saya minta berkata-kata kepada kata-kata. [...]
(Norman Adi Satria) : Apa mereka belum pernah dengar, dua anakku pun telah kucekik hingga mati karena bersekongkol ingin merebut tahtaku? Hahahaha, kini mereka bilang aku akan dikalahkan seorang bayi? [...]
(Goenawan Mohamad) : Saya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuh di sisi Benteng Vriedenburg. Siapa namamu, kataku, dan kau bilang: Kenapa kau tanyakan itu. [...]
(Jalaluddin Rumi) : Engkau tak mampu melihat jelas keburukan dalam dirimu, kalau tidak begitu engkau akan membenci dirimu sendiri dengan seluruh jiwamu. [...]
(Gus Mus) : Mana ada negeri semakmur negeriku, penganggur-penganggur diberi perumahan gaji dan pensiun setiap bulan. Rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan. [...]
(Joko Pinurbo) : Saya tahu, jika saatnya tiba, saya akan memakai kacamata. Kacamata yang kacanya terbuat dari kaca kata dan matanya dari mata bocah yang haus cinta. [...]