Saf Rin Karim: Aku lebih suka ibu mengutuki aku, dari pada ibu mendoakan aku. Itu karena lebih cepat Tuhan menjawab kutukan ibu dari pada doa ibu. [...]
Norman Adi Satria: Susahmu selamanya melebihiku. Kau tak pernah mau melibatkanku dalam remuknya jiwamu, dalam setiap gelisahmu. "Jangan, Nak, kau kini punya gelisahmu sendiri." katamu. [...]
Sapardi Djoko Damono: Ia melemparkan batu ke dalam sumur mati itu dan mendengar suara yang pernah dikenalnya lama sebelum ia mendengar tangisnya sendiri. [...]
Joko Pinurbo: Ia ngacir tanpa celana dan berkelana mencari kubur ibunya hanya untuk menanyakan, "Ibu, kausimpan di mana celana lucu yang kupakai waktu bayi dulu?" [...]
Joko Pinurbo: Semoga anakku yang pemberani, yang jauh merantau ke negeri-negeri igauan, menemukan jalan untuk pulang; pun jika aku sudah lapuk dan karatan [...]
Joko Pinurbo: Tubuh yang mulai akrab dengan saya ini sebenarnya mayat yang saya pinjam dari seorang korban tak dikenal yang tergeletak di pinggir jalan. [...]
WS Rendra: Mamma yang tercinta, akhirnya kutemukan juga jodohku. Seseorang yang bagai kau: sederhana dalam tingkah dan bicara serta sangat menyayangiku. [...]
Joko Pinurbo: Ibu sakit. Kangen berat. Nenek sudah tiga hari hilang. Sarung ayah dicuri orang. Utang stabil. Bisa pulang? Bisa minta ijin telepon genggam? [...]
Joko Pinurbo: Hujan-hujan begini, penjual bakso dan anaknya lewat depan pintu rumahku. Ting ting ting. Seperti suara mangkok dan piring peninggalan ibuku. [...]
Joko Pinurbo: Pada usia lima tahun ia menemukan tahilalat di alis ibunya, terlindung bulu-bulu hitam lembut, seperti cinta yang betah berjaga di tempat yang tak diketahui mata. [...]
Joko Pinurbo: Penyair kecil itu sangat sibuk merangkai kata-kata dan dengan berbagai cara menyusunnya menjadi sebuah rumah yang akan dipersembahkan kepada ibunya. [...]
Norman Adi Satria: Anak itu berangkat dengan berseragam. Di tengah jalan dia ganti kaos, bersama kawan-kawannya bolos, pergi ke Dufan untuk main pesawat-pesawatan
dan melihat badut. [...]
Joko Pinurbo: Telepon berkali-kali berdering, kubiarkan saja. Sudah sering aku terima telepon dan bertanya "Siapa ini?", jawabnya cuma "Ini siapa?" [...]
Joko Pinurbo: Sudah ada beberapa lelaki misterius yang mengaku-aku sebagai ayah saya. Sayang, saya tak butuh pahlawan kesiangan. Lagi pula, saya lebih suka membiarkan diri saya tetap menjadi milik rahasia. [...]
Norman Adi Satria: Ada yang lebih asyik bila tetap sebagai kenangan. Kala bercumbu dengan mantan, yang takkan ingin kita ulang kecuali dalam suatu kenang, karena sudah jadi milik orang. [...]
Norman Adi Satria: Berudu itu melihat katak lainnya telah menjadi selain katak, yang hanya tidur di dalam tempurung, ditemani udang yang sembunyi di balik batu. [...]