Norman Adi Satria: Seperti kebanyakan penyair di ini negeri, Joko mau tak mau harus membabu buta. Menjadi babu dari siapa saja karena syair belum bisa memerdekakan kemiskinannya. [...]
Budi Lengket: Membaca cerpen-cerpennya sambil memainkan alat kelamin dan saya puncratkan sperma ke atas layar kaca itu, saat wajah Djenar tampil membawakan sebuah acara (suatu waktu). Saya merasa sedang sakit jiwa. Sementara Djenar tak tahu apa kabarnya di sana. [...]
Norman Adi Satria: Aih, harta satu-satunya yang kami punya hanyalah sejarah itu yaitu tentang moyangku seorang Prabu. Namun itupun tak boleh kami banggakan, tak perlu kepada orang kami unjukkan. [...]
Norman Adi Satria: Ada yang tugasnya "ngadem-ngademke ati" rakyat dengan tuturnya yang santun gayanya yang bersahaja. Tapi dia bukan di pihak rakyat, melainkan komplotan keparat. [...]
Norman Adi Satria: Bisakah kita menyingkap tabir kepura-puraan dari penipu yang mencari kesempatan, memanfaatkan sisi belas kasihan, dan tuntutan kerohanian yang ingin kita jalankan? [...]
Norman Adi Satria: "Nak, untuk mandi seperti ini kita tak perlu jadi orang kaya, jadilah orang yang mampu melakukan apapun dalam keterbatasan yang ada." [...]
Norman Adi Satria: ketika rambut-rambut tak hanya ada di kepala, saat malam mimpi berasmara, dan hati dirimbuni bunga cinta, kita kembali tak ingin tidur sendiri [...]