Pramoedya Ananta Toer
Kumpulan Puisi, Cerpen, Novel dan Kata Bijak karya Pramoedya Ananta Toer.
Pramoedya Ananta Toer: Bahwa ada gerak dari minus ke plus pada umat manusia, dan itu dinamai gerak juang? Lupa kau, Koen?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Apalah kemudian arti persatuan tanpa kemajuan? Kan tinggal jadi kelompok dengan bulu sama?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Jaman modern bukan dibangunkan dalam tidur dengan impian.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Pidato dalam tulisan adalah seburuk-buruknya tulisan.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Hanya karena tanduknya yang indah binatang ini dikutuk untuk selalu hidup di alam terbuka, dan terbuka pula terhadap peluru pemburu.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Kau sudah diajari penyakit Eropa, Nak, penyakit untuk mendapatkan segala-galanya buat dirinya sendiri.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Spanyol dan Amerika Serikat itu hanya bersandiwara perang. Hanya sandiwara bagaimana Spanyol menjual bangsa Filipina kepada Amerika Serikat tanpa harus kehilangan muka di dunia internasional.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Filipina murid yang baik Spanyol. Dan Spanyol guru buruk, malah busuk bagi Filipina.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Mereka membanting-tulang di seluruh dunia untuk mengumpulkan kekayaan melulu. Pulang hanya untuk dikagumi orang, memperbaiki kuburan leluhur.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Orang Belanda sering membisikkan: berbahagialah mereka yang bodoh, karena dia kurang menderita.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Dia mewakili tragedi peralihan jaman: tumbal jaman baru. Dia tak kurang menderita daripada sejenisnya yang hidup di bawah tindasan pria.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Apakah arti kebebasan kalau karenanya membikin hati orangtua yang mengasih dan menyayang menderita?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Kalau mereka bisa disewa oleh siapa saja yang bisa membayarnya, mengapa iblis takkan menyewanya juga?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan. Di mana pun ada yang mulia dan jahat.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Bicara soal organisasi adalah bicara tentang kepentingan bersama, bukan untuk menjadi nabi atas sesamanya.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Kontan dia ditelan oleh mentalis umum priyayi: beku, rakus, gila hormat dan korup.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Apakah yang hidup dalam pikiran perjaka dan gadis-gadis ini? Kawin, beranak, membiakkan bocak-bocah berigus, telanjang beroto pada dada, cerai dan kawin lagi?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Siapa dapat ramalkan bagaimana bakal jadinya bayi? Jadi nabi atau bajingan, atau sekedar jadi tambahan isi dunia, polos, tanpa apa-apa?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Barangsiapa hanya memandang keceriaan saja, dia orang gila.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Dengan kebebasan orang dapat merintihkan kegagalannya dengan bebas pula.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Apa pun pakaian yang dikenakan, bukankah dia tetap telanjang bulat di dalamnya?
[...]
Pramoedya Ananta Toer: What is in a name? Apa arti sebuah nama? Orang memanggil aku Minke. Boleh jadi memang suatu salah ucap dari monkey.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Barangsiapa dapat mencintai begitu mendalam, dia bukan boneka.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Tak laku bagiku panji Veni Vidi Vici. Diri datang bukan untuk menang, tak pernah bercita-cita jadi pemenang atas sesama
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Bagi yang kehausan di gurun pasir, setitik embun kotor pun akan diraih.
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang kecuali terang itu sendiri
[...]
Pramoedya Ananta Toer: Barangsiapa tidak tahu bersetia pada azas dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati
[...]