Goenawan Mohamad
Kumpulan Puisi, Cerpen, Esai, Catatan Pinggir, dan Kata Bijak karya Goenawan Mohamad.
Goenawan Mohamad: Puisi bukanlah sebuah pertanyaan, tapi puisi tak ingin menjebak kita dengan jawaban. Seorang penyair akan merasakan gundah ketika orang ramai menuntutnya jadi pemberi fatwa.
[...]
Goenawan Mohamad: Dalam novel Pramoedya, Minke merasa bersalah. Dalam kasus saya, saya bingung: apa artinya saya ”bukan orang Jawa”? Apa itu ”Jawa”?
[...]
Goenawan Mohamad: ADA suatu baru, seorang penulis muda menyatakan pendapatnya: ”Sekarang ini tiba waktunya kita mengarahkan mata kita ke Barat.” Penulis itu adalah S. Takdir Alisjahbana.
[...]
Goenawan Mohamad: PKI dibubarkan, 12 Maret 1966. Hari itu ribuan, mungkin ratusan ribu, manusia menghambur ke jalan-jalan Jakarta. Kemenangan macam apakah yang mereka rayakan?
[...]
Goenawan Mohamad: Kau dengarkah angin ngakak malam-malam ketika bulan seperti susu yang tertikam ketika mereka memperkosa Mesopotomia?
[...]
Goenawan Mohamad: Seseorang akan bebas dan akan selalu sehijau kemarau.
[...]
Goenawan Mohamad: Si sulung hilang. Empat saudara kandungnya hanya pernah mengirimkan sebuah kalimat, “Mak, kami hanya pengkhianat.”
[...]
Raja Henry II: ”Aku adalah putra kemarahan: kenapa aku tak boleh mengamuk? Tuhan sendiri mengamuk bila Ia sedang murka.”
[...]
Goenawan Mohamad: Ketakutan pada utang adalah ketakutan yang purba, rasa was-was dari sebuah zaman ”pra-bisnis”
[...]
Goenawan Mohamad: APA yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan? Jawabnya: birokrasi.
[...]
Goenawan Mohamad: rupanya orang mudah menganggap ketidakmudahan itu sebagai sesuatu yang mengandung misteri, dan misteri berarti kegaiban, dan kegaiban berarti kesaktian. Ronggowarsito pun jadi legenda.
[...]
Goenawan Mohamad: Pengeramatan terjadi dengan mudah, ketika kita, seraya memandang kagum sang pahlawan, kehilangan kepekaan terhadap tragedi.
[...]
Goenawan Mohamad: Romeo and Juliet jadi sebuah tragedi (yang dikenang terus selama hampir 500 tahun) justru karena Juliet salah berteori; ia tak tahu ada banyak hal yang terdapat dalam sebuah nama.
[...]
Goenawan Mohamad: "Kenapa kalian, para penyair, begitu terpesona kepada orang gila? " ”Kami punya banyak kesamaan.”
[...]
Goenawan Mohamad: Seandainya Chairil Anwar hidup hari ini, mungkin lebih baik ia tak menulis sajak. Indonesia saat ini tak sama dengan Indonesia di awal 40-an.
[...]
Goenawan Mohamad: Shakespeare pada akhirnya membuat Macbeth kalah. Tokoh malang ini, dalam proses, ternyata cuma satu ambisi yang menggelepar-gelepar, meloncat ke sana kemari, tapi tetap dalam tudung takdir yang gelap.
[...]
Goenawan Mohamad: Waktu adalah pedang, dan umur terpotong tanpa terlihat; dalam nasibnya yang tak abadi (ditandai oleh pergantian hari), manusia harus membandingkan diri dengan Yang Abadi.
[...]
Goenawan Mohamad: Pada keramik tanpa nama itu kulihat kembali wajahmu. Mataku belum tolol.
[...]
Goenawan Mohamad: Dingin tak tercatat pada termometer. Kota hanya basah.
[...]
(Goenawan Mohamad) : Saya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuh di sisi Benteng Vriedenburg. Siapa namamu, kataku, dan kau bilang: Kenapa kau tanyakan itu.
[...]