Puisi Islami
Kumpulan Puisi Islami Terbaik dan Paling Menyentuh 2016.
Sapardi Djoko Damono: Ada yang sedang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang sudah sangat dikenalnya tapi ia seperti takut mengikutinya.
[...]
Chairil Anwar: Pada daun gugur tanya sendiri, dan sama lagu melembut jadi melodi!
[...]
Sutan Takdir Alisjahbana: Ya Allah, ya Rabbi, hancurkan, remukkan sesuka hati.
[...]
Apin Suryadi: Lupa diri adalah pemberontakan kepada Tuhan.
[...]
Iip S. Huda: Aku Rindu ... Ketika adzan maghrib berkumandang memanggilku pulang. Pakaian lusuh dengan sandal putus kutenteng menyusuri jalan.
[...]
Norman Adi Satria: Ketika seorang Kristen mengucapkan selamat Idul Fitri bukan berarti ia ingin suatu saat kelak dibalas ucapan Natal tapi kerna Kristen tahu pula bagaimana rasanya berpuasa.
[...]
Norman Adi Satria: Inilah bulan dimana kau tak bisa mengatasnamakan Iblis atas dosa yang terlahir dari kehendakmu sendiri.
[...]
Saf Rin Karim: Ketika Ramadan tiba, pencela jadi pencerah, pencuri jadi pemberi, pemarah jadi peramah, perusuh jadi pemalu.
[...]
Ajip Rosidi: Tapi apa hak manusia lata, tahu rahasia Yang Maha Kuasa? Apa pun yang ditakdirkanNya, akan diterima tanpa bicara.
[...]
Cak Nun: Sembahyang di atas sajadah cahaya. Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia.
[...]
Cak Nun: Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan. Mahaagung Ia yang mustahil menganugerahkan keburukan.
[...]
Cak Nun: Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu. Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu.
[...]
Norman Adi Satria: Sang pendusta ulung mungkin hadir dalam kejujuran paling jujur di sepanjang permulaan, kemudian menghempas kita dalam kebohongan yang paling bohong.
[...]
WS Rendra: Hamba bersujud kepada-Mu, ya Allah! Karena hidupku, karena matiku.
[...]
Cak Nun: Tuhanku, sembahyang bibirku, sembahyang wajahku, sembahyang telapakku.
[...]
Cak Nun: Tuhanku bimbinglah aku memahami ilmu-Mu. Ilmu para Nabi yang menggerakkan dunia dengan sepatah kata.
[...]
Cak Nun: Betapa dangkal! Dan kedangkalan, sungguh adalah kekafiran yang sebenarnya.
[...]
Cak Nun: Ampunilah kami yang selalu merasa punya nama yang tak kunjung tahu bahwa segala sesuatu akan hanya tinggal Satu.
[...]
Norman Adi Satria: Mengucap segala sembah dan puji hanya sebagai rayu kepada Ilahi agar jiwa-Nya yang maha luluh oleh rengekan insani.
[...]
WS Rendra: Agama adalah kemah para pengembara.
[...]
Chairil Anwar: Binasa-membinasa. Satu menista lain gila.
[...]
Norman Adi Satria: Takbir tidak terlahir dari bibir, dia anak-anak jiwa yang tak berhenti berzikir.
[...]
Norman Adi Satria: Ketika ayam jantan berkokok mereka terbangun, hanya untuk memastikan bahwa mereka masih di dunia atau sudah di surga.
[...]
Norman Adi Satria: Manusia Seribu Tanya bersua dengan Tuhan Bermilyar Jawab di sebuah perjalanan batin. Mereka saling melempar senyum bak kepada sahabat lama.
[...]
Norman Adi Satria: Kita bersalaman, minta maaf dalam bisik, tak perlu mercon berisik.
[...]
Norman Adi Satria: Kemarin majikanku makan babi yang digigit anjing.
[...]
Norman Adi Satria : Tangis bayi teredam keranjang anyaman, tertutupi gemericik air yang menghempas batu. Namun Ibu mengerti betul anaknya minta susu.
[...]