Bertepuk Sebelah Tangan
Kumpulan Puisi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Paling Galau dan Menyedihkan 2016.
Norman Adi Satria: Kau mulai merindukan monster ini. Bahkan dalam tidurmu kau mulai memimpikanku. Entah sebagai mimpi indah atau mimpi buruk.
[...]
Bertahun bersama, baru kini kutahu suamiku tak pernah mencintai aku.
[...]
Aku hanya tangga darurat tatkala lift asmaramu dengannya sedang macet.
[...]
Nuriman N. Bayan: Kau adalah puisi, yang tak sempat kutulis dari sekian imaji yang tumpah dalam sajak.
[...]
Sapardi Djoko Damono: Angin, yang sering terjepit di antara batang bambu, telah jatuh cinta padanya--hanya Tuhan yang tahu kenapa jadi begitu.
[...]
Norman Adi Satria: Keromantisan bukan terletak pada apa yang kau perbuat tapi pada kepekaan seseorang yang padanya kau melakukan perbuatan.
[...]
Riska Cania Dewi: Setiap kali denting Lonceng berbunyi ku kira itu kau . Tapi ternyata hanya halusinasiku. Menunggumu seperti tiada henti.
[...]
Norman Adi Satria: Entah rokok atau kamu yang akhirnya membunuhku.
[...]
Norman Adi Satria: Dengar, ya! Kamu boleh romantis, tapi jangan merusak lingkungan! Kertas ini terbuat dari pohon! Dan sungai ini bisa cemar oleh gombalanmu!
[...]
Sapardi Djoko Damono: Angin memahatkan tiga panah kata di kelopak sakura--ada yang diam-diam membacanya. Kemarin tak berpangkal, besok tak berujung--tak tahu mesti ke mana angin menyambut bunga gugur itu.
[...]
Maya Dara Regina: Biarkan aku mencintaimu lewat angin yang mengudara tanpa suara. Hening, sebisu luka yang masih menganga.
[...]
Norman Adi Satria: Karena yang telah menjadi puisi pasti abadi.
[...]
Norman Adi Satria: Bahwa kerut di dahiku adalah bekas memikirkanmu. Bahwa keriput di pipimu adalah sisa senyuman palsu.
[...]
Chairil Anwar: Hidup hanya menunda kekalahan, tambah terasing dari cinta sekolah rendah. Dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah.
[...]
WS Rendra: Teriak angin di dada: Spada! Bila kau lelakiku yang serong, berpalinglah kiranya.
[...]
Sapardi Djoko Damono: Ia sesekali mengucapkan terima kasih pada mesin yang kedap suara itu. Ia pernah bilang padaku bahwa mencintaimu.
[...]
Norman Adi Satria: Aku hanyalah sandal di telapak kakimu.
[...]
Norman Adi Satria: "Helloooo..? Gue yang jelek aja ogah sama elo!"
[...]
Norman Adi Satria: "Kenapa? Tak ada yang lebih segalanya dariku?" tanyaku. "Banyak! Tapi nggak ada yang mau sama aku." jawabmu.
[...]
Joko Pinurbo: Perempuan itu menjerit dan serta merta ditepisnya tangan malam yang hendak merebut wajahnya.
[...]
Chairil Anwar: Kau kawin, beranak dan berbahagia, sedang aku mengembara serupa Ahasveros.
[...]
Norman Adi Satria: "dia" yang ada di puisiku adalah kamu.
[...]
Norman Adi Satria: Bidadari tanpa selendang duduk di tepi sendang mendengar dendang lantunan Gembala yang menggiring kerbau ke kandang.
[...]
Norman Adi Satria: Air menangis lagi. "Aku telah lama mencintai Api, namun selalu saja dia pergi menghilang saat aku datang, ia hanya meninggalkan Panasnya yang telah hangat."
[...]
Norman Adi Satria: Ada mata-mata bersembunyi di balik matamu
[...]