normantis.com
Kumpulan Puisi Terbaik, Terindah, Paling Romantis, Nyeleneh, dan Lucu 2016.
Norman Adi Satria: Syukur dalam tutur, memuja hingga tersungkur.
[...]
Norman Adi Satria: Ada rasa yang absen di antara kita, ada perasaan yang lupa pulang ke kampung halamannya: sanubari.
[...]
(Norman Adi Satria) : Aku memiliki rasa yang tak terbahasakan. Kau punya bahasa yang tak kurasakan.
[...]
(Norman Adi Satria) : Itulah alam yang pertama jadi misteri bagi Kain dan Habel dimana cinta pertama ditularkan Sang Maha Segala kepada Adam dan Hawa
[...]
Norman Adi Satria: Apakah dia yang mengirimi pesan melalui Pager? Apakah dia yang pertama terima pesan 160 karakter?
[...]
Norman Adi Satria: Takkan kutemukan kehangatan dari sebuah ketelanjangan
[...]
Norman Adi Satria: Baju dan Celana Panjang / Rok bangsa ini masih transparan, karena ditangani setengah-setengah.. Celana Pendek bangsa ini belum selesai di garap tukang jahit, karena penjahitnya isinya istirahat terus..
[...]
Norman Adi Satria: Mereka menolak pembangunan gedung yang konon akan dijadikan rumah ibadah Kristiani
[...]
Norman Adi Satria: Menyanyi itu harus mengeluarkan nada, namun tangis tak mesti harus berairmata
[...]
Norman Adi Satria: Digantung 17 Agustus, akhir bulan tinggal putihnya saja
[...]
Norman Adi Satria: Kodok bicara panjang lebar tentang hak asasi hewani yang ternodai bermilenium lamanya
[...]
Norman Adi Satria: Martabak sebagai bukti korupsi, isinya Ferrari
[...]
Norman Adi Satria: Karmin pamit arep lunga kondangan. Lilike bingung wong ponakane ora tau entuk undangan.
[...]
Norman Adi Satria: Mas ‘Ndang merasa jenuh, jenuh dengan kelaminnya. Katanya, penis tidak cocok dengan hatinya, dua bola baginya hanya bandul saja.
[...]
Norman Adi Satria: haruskah aku menabuhnya dengan pukulan tanpa nada atau merangkaikan rambut rapuhmu yang akan terputus saat aku memetiknya tanpa suara?
[...]
Norman Adi Satria: Kau terbiasa menjadi wanita biasa yang mengumandangkan cinta hanya dengan rasa cemburu
[...]
Norman Adi Satria: Body-nya sih asyik. Sayang, kulitnya bersisik, mukanya permak plastik, penampilannya nyentrik klasik.
[...]
Norman Adi Satria: Cicak ngantuk digigit nyamuk ngamuk-ngamuk lalu jatuh saat garuk-garuk. Pluk!
[...]
Norman Adi Satria: Kau bukan laron yang hinggap lalu mati. Kau menggantikan kerlip bintang saat awan mulai menutupi
[...]
Norman Adi Satria: Di pantai yang sama, kau akhiri kisah kita ketika aku menemukanmu bersama insan berbeda. Kau mencoba mengulang kisah kita berdua dengannya.
[...]
Norman Adi Satria: Senja telah berlalu, daun Putri Malu menguncup lagi.
[...]
Norman Adi Satria: Menjadi istri seorang “penyair”, harus siap mental untuk selalu cemburu terhadap sisi “fiktif” kehidupan suaminya.
[...]
Norman Adi Satria: Selama kau masih menganggap aku manusia ku rela kau panggil apa saja termasuk pencuri, yang telah mencuri hatimu.
[...]
Norman Adi Satria: Lalu apa itu merdeka? Haruskah ada Proklamasi lagi Sedang Soekarno telah mati.
[...]
(Norman Adi Satria) : Bundamu benar, bila kau mendekat, kau hancur, kau lenyap.
[...]
Norman Adi Satria: Pernahkah Anda berpikir, sebenarnya siapakah yang pertama kali menggunakan pribahasa ini?
[...]
(Norman Adi Satria) : Nak, kadang aku marah, marah yang tak lain karena kau menjadi sama sepertiku dulu.
[...]
(Norman Adi Satria) : Cintaku memuncak jika kau tampil layaknya Hawa yang belum mengunyah Khuldi.
[...]
Norman Adi Satria: Tolong bisikkan di telingaku kata kasih dan sayangmu dalam bahasa Indonesia saja.
[...]
Norman Adi Satria: Kamu lagi, kamu lagi.
[...]
Norman Adi Satria: Parno minta didekatkan, Lusi ingin dijauhkan.
[...]
Norman Adi Satria: Tuhan, aku sudah bertahun-tahun tersiksa karena tidak bisa tidur lelap. Tidurkanlah aku ya Tuhan.. Amin.
[...]
Norman Adi Satria: Pasti ada bagian lain yang mengundang hasrat selain lekuk tubuh wanita yang terlihat.
[...]
Norman Adi Satria: Kau takkan dapati jawab dari sebuah tanda tanya melengkung. Tanya hati yang rentan, hatimu.
[...]
(Norman Adi Satria): Kau ingat tentang benda kotak yang kita liput dulu, yang jika terbakar baru akan kuat namun terjual tak lebih dari 300 perak sebiji.
[...]
Norman Adi Satria: Woooo, bocah kentir.. Wong Banyumas??!! Ndadak ngomong basa Inggris mbarang! Enyong tangga desa kiye, Cilacap!
[...]
Norman Adi Satria: Maka segala macam obat jadi mandul khasiatnya. Baygon, Hit, dan Tiga Roda serasa hanya pembau ruangan saja.
[...]
Norman Adi Satria: Kau bilang kaktus takkan bisa berbunga mawar meskipun sama-sama berduri. Aku bilang bisa.
[...]