Disekolahin (di Pegadaian) – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
DISEKOLAHIN (DI PEGADAIAN)
Karya: Norman Adi Satria
Duhai pemerintah,
meski kami miskin
jangan pernah ragukan kepercayaan kami
atas betapa pentingnya pendidikan!
Jangankan anak-anak
kulkas, tv, mesin cuci, setrika,
bpkb motor, handphone china,
dan cincin kawin pun
kami sekolahkan, setinggi-tingginya
biar pinter, biar kelak berguna bagi nusa dan bangsa.
(Apa yang paling dibutuhkan nusa dan bangsa?
Hanya penunda lapar untuk kenyang sementara!)
Bahkan beberapa dari mereka
kami ikhlaskan ketika minta selamanya tinggal di sekolahan
sebagai bentuk dari pengabdian terhadap pendidikan
kemudian memulai petualangannya sendiri
sebagai perantau di rumah orang lain.
Kemarin bpkb motor mendadak mudik
berpeluk mesra sebentar kangen-kangenan
kemudian pamit lagi sambil mengajak motornya pergi.
Ah, mengharukan sekali momen itu….
Kami pura-pura tak menangis
mengenang tiga tahun menyicilnya di dealer Adira
dan sempat baku hantam dengan debkolektor di tahun ke dua.
“Aku akan merindukan hangat pantatmu…” ucapnya.
Seketika airmata kami bercucuran.
“Tetap kuat dan tabah ya, Nak…
Kau beruntung ada di negeri ini bersama kami
sebuah negeri yang membuat motor bebek jadi terasa motor cross
kerna jalanan berlubang itu tetap abadi….”
Jakarta, 19 Juli 2017
Norman Adi Satria
Reblogged this on Maxwell Demon Blog and commented:
Aku reblog ya mas norman
SukaSuka