Sajak Bangku (Terkenang Tukang Kayu) – Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
SAJAK BANGKU (TERKENANG TUKANG KAYU)
Karya: Norman Adi Satria
Bangku yang lelah akhirnya mampir duduk di pantatku.
Entah darimana datangnya, ia hanya terkenang tukang kayu.
Bergumam sendiri ia kudengar
penasaran pada sebuah kabar:
“Bagaimana nasib si tukang kayu
yang terpaku di tiang itu?”
Pantatku yang rapuh mulai goyah
mengikuti duduknya yang mulai gelisah.
Hatinya masygul terkenang seucap nasihat:
“Jangan pernah pilah-pilih pantat
ia mulia ketika bersalat.”
Ia terkenang tukang kayu bersujud berdoa
meninggikan pantat, merendahkan kepala.
Kemudian sebuah ingatan merasuk
tentang sebuah lambung yang tertusuk.
“Tukang kayu telah mati!
Tukang kayu telah mati!
Kini ia abadi!”
Bekasi, 9 Juni 2017
Norman Adi Satria
Komentar