Daya Lupa (Wanita yang Tak Sempat Jadi Puisi) – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
DAYA LUPA
Karya: Norman Adi Satria
Wanita itu kembali bertanya:
“Mas benar-benar lupa dengan saya?”
Dahi saya berkerut, menerka, siapa.
“Padahal dulu Mas pernah sayang sama saya.”
lanjutnya.
Bibir saya terbuka, terbata:
“Pernah sayang?”
“Memang Mas belum sempat bilang
tapi saya tahu, saya merasakan.
Dan kalau sekarang Mas lupa juga tak apa.
Tapi apa semudah itu untuk lupa?”
ucapnya.
“Tunggu… Tunggu…
Maafkan saya….
Saya sedang berusaha mengingat-ingat….
Sekali lagi maaf….
Saya memang punya daya lupa yang sangat tinggi.”
saya meraba jejak kerutan dahi saya
menerka, pernahkah dahi ini berkerut memikirkan dia?
“Enak betul ya, punya daya lupa yang sangat tinggi.
Kadang saya juga ingin punya kemampuan seperti itu.
Dan tentu kalau saya punya, saya ingin melupakanmu.”
ucapnya.
“Tunggu….
Kalau tidak salah Mbak pernah singgah ke mimpi saya.
Tapi saya lupa, seperti apa mimpinya.”
jawab saya.
“Jadi, hanya mimpi yang berhasil Mas ingat?”
tanyanya.
“Saya rasa memang hanya itu…
Selama tidak pernah menjadi puisi,
kenang yang tersisa hanya sepercik mimpi.”
jawab saya.
Saya melihat setetes airmata
“Mas, ini aku!” teriaknya
Saya terpana menatap matanya
“Bagaimana bisa airmataku keluar dari matamu?”
Mendengar itu, ia segera pergi
sebelum sempat memberi tahu
seberapa berharga dirinya bagi saya.
“Suatu saat saya pasti akan mengingatmu!
Hari ini saya akan menulismu sebagai puisi!”
teriak saya dari kejauhan
kepada sebuah kepergian.
Karena yang telah menjadi puisi
pasti abadi.
Jakarta, 5 Mei 2017
Norman Adi Satria
Halo, terima kasih sudah mampir. Jawabannya ada di sini: https://normantis.com/?s=mr.x
SukaSuka
Puisinya keren-keren mas, Sejak kapan mulai membuat puisi? Sudah berapa banyak puisi yang mas buat?
SukaDisukai oleh 1 orang