Mantanku Pasar Malam – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
MANTANKU PASAR MALAM
Karya: Norman Adi Satria
Mantanku sudah jadi pasar malam
dengan segala wahana
yang mungkin masih seperti sedia kala:
komidi putar, tong setan, rumah hantu, bianglala
dan harum manis yang sama.
Sekali-sekali ingin sekedar singgah padanya
demi menjawab segala tanya:
apakah komidi putarnya masih berbentuk kuda?
apakah tong setannya masih bermotor RX King?
apakah bianglalanya masih bikin pusing?
rumah hantunya masih pocong dari bantal guling?
dan harum manisnya masih berwarna pink?
Pasar malam memang mesti begitu, kata orang
Sebisa mungkin jangan pernah berubah
tetap seperti ketika terakhir kali kita singgah.
Nostalgia memang tak butuh pemuktahiran
kerna bisa membuatnya batal menjadi klasik.
Semacam cetakan foto lawas
yang mustahil tergantikan oleh layar ponsel
untuk kita ciumi dengan mesra
dan kita lekatkan di dada.
Tapi ketika akhirnya kudatang
ternyata telah ada wahana baru yang sangat menantang.
Seketika meninggi adrenalinku
menyaksikan aktraksi mencekam seorang penghulu
yang bersahutan kata dengan mempelaimu.
“Sah?”
“Sah!”
“Alhamdulillah….”
Tidaaaaakkkkkk………..!!!!!!!!!!
Teriakku, kabur dari wahana baru itu:
wahana pernikahan mantan yang janji akan menunggu.
Bekasi, 2 Mei 2017
Norman Adi Satria
Komentar