Lautan Batuk – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
LAUTAN BATUK
Karya: Norman Adi Satria
Di pinggir laut, di atas sepeda, Ayah berkata:
“Larilah, Nak,
Ayah melihatmu di sini.
Lari, dapatkan ombak terbersih
ambil dengan sendok kecilmu sebelum ia berbuih.
Itulah air yang akan membasuh tenggorokanmu
merontokkan dahakmu.”
Aku berlari
mengejar ombak
menciduk air garam
meneguknya.
“Hei lautan, kalahkan batukku!”
teriakku menatap ufuk.
Konon, dari segala yang digarami
hanya batuk yang tak akan abadi
Maka dari itu tak hanya ayahku
yang mengantarkan anak batuknya ke laut
ada lainnya beribu-ribu menunggang sepeda
menciduk air garam dengan sendoknya
Konon, karena bergaram
laut selamanya kan ada
selamanya kan asin
selamanya kan jadi penyembuh bagi orang miskin
Namun siapa bisa menggarami “konon”?
Siapa mampu menggarami kepercayaan?
Andai pun bisa, sebanyak apapun digarami
“konon” akan segera lenyap jika tak terbukti
Kini, siapa sudi minum air laut untuk melawan batuk?
Air laut yang telah tercampur limbah beracun
tumpahan minyak tongkang
dan serakan sampah-sampah tukang pelesir,
siapa mau?
Ikan-ikan, penyu, terumbu karang, cumi-cumi
pun akan memilih mati
jika mati adalah sebuah pilihan.
Siapa mampu menyembuhkan laut yang kini batuk?
Siapa yang bisa menggarami air laut?
Bekasi, 14 Juni 2014
Norman Adi Satria
Komentar