Nyanyian Abang Becak (Nasib adalah permainan kekuasaan) – Puisi Wiji Thukul
Karya: Wiji Thukul
NYANYIAN ABANG BECAK
Karya: Wiji Thukul
jika harga minyak mundhak
simbok makin ajeg berkelahi sama bapak
harga minyak mundhak, lombok-lombok akan mundhak
sandang pangan akan mundhak
maka terpaksa tukang-tukang lebon,
lintah darat, bank plecit, tukang kredit harus dilayani
siapa tidak marah bila kebutuhan hidup semakin mendesak
seribu lima ratus uang belanja tertinggi dari bapak untuk simbok
siapa bisa mencukupi
sedangkan kebutuhan hidup semakin mendesak
maka simbok pun mencak-mencak
“pak, pak, anak kita kebacut metu papat lho!”
“bayaran sekolahnya anak-anak nunggak lho!”
“si penceng muntah-ngising, perutku malah sudah isi lagi
dan suk selasa pon ana sumbangan maneh si sebloh dadi manten!”
jika bbm kembali menginjak
namun masih juga belum disebut langkah-langkah kebijaksanaan
maka aku tidak akan lagi memohon pembangunan
nasib
kepadamu, duh pangeran, duh gusti
sebab nasib adalah permainan kekuasaan
lampu butuh menyala, menyala butuh minyak
perut butuh kenyang, kenyang butuh diisi
namun bapak cuma abang becak!
maka apabila becak pusaka keluarga pulang tanpa membawa uang
simbok akan kembali mengajak berkelahi bapak.
solo, 84
wiji thukul
Komentar