Humor Mukidi: Cinta Sakti Mandraguna & Hati yang Membeku
Karya: Norman Adi Satria
HUMOR MUKIDI: CINTA SAKTI MANDRAGUNA & HATI YANG MEMBEKU
Karya: Norman Adi Satria
Entah berapa puluh kali Minul menolak cinta Mukidi. Yang terakhir, ucapannya tergolong kasar: “Lagian kamu udah mukanya jelek, suka melanggar aturan lalu lintas lagi! Cowok kok nggak ada bagus-bagusnya.”
Semakin ditolak, Mukidi justru makin kebal. Hatinya bak menguasai ilmu rawarontek, yang kalau dipenggal-penggal bisa menyatu kembali. Dengan kata lain, cintanya bukan lagi sekedar sejati, namun juga sakti mandaraguna. Ya, sebelas dua belas dengan Wiro Sableng muridnya Sinto Gendeng lah.
Bukan hanya hati yang bertumbuh sekuat baja ringan, akal pikiran Mukidi pun mulai berevolusi. Ia melihat Minul dari kacamata berbeda: kacamata bisnis. Beberapa hari belakangan Mukidi selalu mendekati Minul sambil membawa termos es. Tak sepatah pun kata terucap dari bibir Mukidi. Ia hanya diam beberapa menit di sebelah Minul, kemudian pergi.
Gerah dengan kelakuan aneh Mukidi, Minul pun mulai melabraknya: “Kamu ngapain sih? Udah mukanya jelek, kelakuannya kayak orang gila pula!”
“Hehehe… Aku lagi bisnis es lilin Nul..” jawab Mukidi.
“Terus ngapain kamu ndeketin aku pake bawa-bawa termos segala? Mau nawarin? Ogah!” ucap Minul sambil melangkah pergi.
“Nul, Minul… Tunggu, jangan pergi dulu. Belum jadi nih esnya. Tuh kan, masih pada lembek.”
“Lah, emang apa hubungannya aku sama es lilinmu itu?”
“Hehehe… Aku kan lagi mendinginkan es lilin dengan hatimu yang beku itu, Nul…”
“Woooo, Mbahmu! Emangnya aku kulkas????”
“Bukan, kamu freezer..”
“Brisik!”
Jakarta, 17 Desember 2016
Norman Adi Satria
Komentar