Permata – Puisi Remy Sylado
Karya: Remy Sylado
PERMATA
Karya: Remy Sylado
Seperti permata yang digosok dari cuma batu
kita tahu kemerdekaan adalah kemewahan
dari keringat duka bercampur luh
menumpahi persediaan rasa sabar
Warna kulit dan tambo silsilah, memang
gampang mempermainkan krama nasib
dan kita senang mengingat-ingat borok
itu Daendels atau Jan Pieterzoon Coen
zonder menghukum cakal-bakal kita sendiri
yang menjual tanah mereka kepada si Belanda
hingga kita dikirakan keledai selama berabad
Jika kita terbelusuk dalam pemiskinan, kini
lihat, masih ada kemelaratan di tetangga
terhibur kita dengan melihat ke bawah
Pandang semua masalah selaku pelukis
menghadapi kanvas-kanvas kosongnya
dan lukis dengan visi penyerahan
sebab apa untung dibius rasa bersaing
toh semua kematian cadangnya ketelanjangan
Permata kita yang asli mesti kita bilang
ada di matinya kemauan-kemauan darah.
Remy Sylado (Yapi Tambayong)
Buku: Kerygma & Martyria (Puisi-Puisi Remy Sylado)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2004)
Komentar