Suaramu Takkan Padam Ditelan Angin – Pramoedya Ananta Toer
Karya: Pramoedya Ananta Toer
SUARAMU TAKKAN PADAM DITELAN ANGIN
Karya: Pramoedya Ananta Toer
Seluruh dunia kekuasaan memuji-muji yang kolonial. Yang tidak kolonial dianggap tak punya hak hidup, termasuk mamamu ini. Berjuta-juta ummat manusia menderitakan tingkahnya dengan diam-diam seperti batu kali yang itu juga. Kau, Nak, paling sedikit harus bisa berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudianhari. Dan yang kolonial itu, kan itu persyaratan dari bangsa pemenang pada bangsa yang dikalahkan untuk menghidupinya?–suatu persyaratan yang didasarkan atas tajamnya dan kuatnya senjata?
Setiap bangsa yang terbelakang dijajah oleh setiap dan semua bangsa yang lebih maju.
(Dialog yang diucapkan Nyai Ontosoroh kepada Minke.)
Pramoedya Ananta Toer
Buku: Anak Semua Bangsa (Buku kedua dalam “Tetralogi Buru” – Pramoedya Ananta Toer)
Penerbit: Lentera Dipantara
Komentar