Sajak Lipan Seribu Kaki – Remy Sylado
SAJAK LIPAN SERIBU KAKI
Karya: Remy Sylado
Lapar telah menghilangkan sopan santunku. Maaf aku
kira darah dagingku belum merdeka. Lupa
pekiknya telah bertahun kuucapkan. Di kelas
tempat aku ditempa membenci penjajahan. Apa
matamu bisa tembusi ceruk sukmaku? Padahal
nuraniku dikepung barisan rupiah. Kusaksikan
hari ini tiada lagi malu pada kemaluan. Kalau
harus ada yang tersisa, cumalah air mata. Tak
kering walau ditiup angin 9 penjuru. Akulah
lipan, kakiku seribu, terus berjalan. Tidak
binasa walau ditindas digencet ditumpas. Yang
mengikat pinggangku memang azimat nenek. Tapi
namanya cinta kasih—jangan sampai berubah.
Catatan: Lipan Seribu Kaki merupakan dialog dalam drama “Apocalypsis II”, dipentaskan di Bandung, 1977
Buku: KERYGMA & MARTYRIA (Remy Sylado)
Remy Sylado emang jago merangkai kata-kata.. Puisi ini keren banget!
SukaDisukai oleh 1 orang