Pah, Lawan! – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
PAH, LAWAN!
Karya: Norman Adi Satria
Dua bocah bertikai di lapangan dekat rumah
baku hantam usai kawan-kawan usilnya mengadu domba:
“Kalau berani, pegang hidungnya!”
Keduanya menang, sekaligus menangis
kemudian berlari ke masing-masing rumah
mengadu pada masing-masing bapak
yang konon sedari silam enggan tuk saling sapa
meski sedari cilik telah bertetangga
Dua bapak itu pun hadir di tengah lapangan
dengan wajah garang berkacak tangan
“Pah, lawan!”
kini kedua bocah mengadu domba bapaknya
Dua lelaki kekar itu saling tatap
dalam suasana yang mendadak hening
belasan bocah terbengong-bengong
menanti adegan selanjutnya:
barangkali akan ada perang dunia
Dua lelaki empat puluh tahunan itu
bak dibawa ke masa kecil mereka
ketika kawan-kawan usilnya mengadu domba:
“Kalau berani, pegang hidungnya!”
Suasana kian menderu kala keduanya berlari mendekat
kemudian berbaku peluk dan salam
“Aku belum sempat meminta maaf soal peristiwa itu.
Maaf aku membengkokkan hidungmu.”
“Tidak, harusnya aku yang minta maaf karena merontokkan gigimu.”
Belasan bocah makin ternganga
mengapa ending cerita justru perdamaian dunia?
“Pah…”
dua bocah menghentikan ucapnya
lantaran kedua bapak tiba-tiba berkata:
“Nak, damai!”
Bekasi, 10 November 2015
Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Dua bocah bertikai di lapangan dekat rumah
baku hantam usai kawan-kawan usilnya mengadu domba:
“Kalau berani, pegang hidungnya!”
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka
Reblogged this on Puisi Si Cantik.
SukaSuka