Puisi Cinta: Kening Kerontang (Ketika Bibirnya Berhenti Mencium)
Karya: Norman Adi Satria
PUISI KENING KERONTANG
Karya : Norman Adi Satria
Keningnya makin kerontang
Pagi tadi sengaja dipangkasnya
rambut panjang itu jadi poni
untuk menutupi
Keningnya terkadang nampak basah tuk sekejap
itu gumpalan peluh yang seringnya tanpa sengaja
menetes bersamaan airmata
hingga tersamarkanlah dukanya
Ketika ditanya: kau berairmata?
Dia menjawab:
“Bukan, ini keringat. Mungkin aku lelah.”
Atau
“Ini hanya kerena panasnya cuaca.”
Keningnya juga kerap dibasahi minyak angin
yang sekejap menguap
namun pusingnya tinggal tetap
Yang jelas kening itu sudah lama kering
Ketika ditanya: kemana bibir yang dulu menciuminya?
Dia menjawab:
“Mungkin dia lelah.”
Atau
Ah, tak mungkin karena cuaca.
Kerena cuaca akan kembali
sedang dia tidak.
Bekasi, 5 Agustus 2015
Kumpulan Puisi Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Keningnya terkadang nampak basah tuk sekejap
itu gumpalan peluh yang seringnya tanpa sengaja
menetes bersamaan airmata
hingga tersamarkanlah dukanya
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau and commented:
Keningnya terkadang nampak basah tuk sekejap
itu gumpalan peluh yang seringnya tanpa sengaja
menetes bersamaan airmata
hingga tersamarkanlah dukanya
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka
Reblogged this on Puisi Si Cantik and commented:
Puisi ini bikin aku ngebayangin gimana rasanya punya kekasih yang begitu lama ga cium keningku. Sampai-sampai keningku kering kerontang.
Tapi ga usah dibayangin aja sekarang udah kering kerontang nih kening aku. He3x maklum jomblo. Tapi bukan Jones ya alias Jomblo Ngenes. Aku cuma meriang aja: merindukan kasih sayang. (ups, kok jadi curcol?)
SukaSuka