Puisi Kritik Pendidikan: Mengenang Sekolahan (Potret pendidikan Indonesia)
Karya: Norman Adi Satria
SAJAK MENGENANG SEKOLAHAN
Karya : Norman Adi Satria
Kepada Presiden dan Menteri Pendidikan
Sedari kecil, bahkan kecil sekali
saya dan anak-anak Indonesia lainnya
sudah mempelajari metafisika
dalam segala jenis pelajaran
apapun namanya
Kami mempelajari segala yang berupa
namun tak pernah melihat,
mendengar, menyentuhnya
karena tak ada alat peraga
tidak pernah observasi
tidak pernah meneliti
hanya mendengar dongengan saja
bahwa Atom C bertangan empat
itu kata guru kimia
Saat saya tanya:
“Maaf Bu, mengapa ibu yakin
bahwa Atom C tangannya empat
apa ibu pernah melihat?”
Ibu guru yang cantik karena
bedak dan lipstik tebalnya itu
hanya menjawab:
“Kata penulis LKS ini
ilmuwan barat pernah melihatnya
dengan mikroskop khusus
yang kita tak punya.”
Ya, pelajaran kimia seolah jadi pelajaran agama
yang selesai dengan diamini saja
“Atom C tangannya empat, anak-anak.”
“Amin, Bu Guru….!”
Sekali-kalinya meneliti
ya saat pelajaran biologi
kami disuruh membedel perut katak
melihat isinya
terkagum-kagum sambil bergidik geli
dan tak diajarkan menutupnya lagi
membiarkan katak itu mati
Besoknya ada teman saya yang penasaran
seperti apa isi perut kepala sekolah
Untunglah,
bab anatomi tubuh sudah selesai,
kepala sekolah terselamatkan
oleh pelajaran seni lukis
yang sedari taman kanak-kanak
hingga bangku SMA
hanya melukis dua gunung
di dekat sawah yang terbelah jalanan.
Bekasi, 8 Desember 2014
Norman Adi Satria
Saksikan pembacaan puisinya disini:
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Ya, pelajaran kimia seolah jadi pelajaran agama
yang selesai dengan diamini saja
“Atom C tangannya empat, anak-anak.”
“Amin, Bu Guru….!”
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka