Puisi Perenungan: Satinah (Membunuh tetap bersalah)
Karya: Norman Adi Satria
SAJAK SATINAH
Karya: Norman Adi Satria
Tin, tujuh juta Riyal, Tin,
21 koma 25 milyar Rupiah!
Mau kerja jadi babu,
mati lalu bangkit,
jadi babu lagi pun
kau atau aku
takkan bisa melunasinya.
Tapi itu harga nyawamu, Tin.
Harga yang dipatok Saudi
untuk menebus lehermu.
Aku takkan meributkan masa silammu
yang telah membunuh majikanmu.
Aku juga segan komentari hukum
yang berlaku di negeri kelahiran Nabi.
Aku sudah muak terhadap cueknya pemerintah
di negeri kita sendiri.
Yang jelas,
hukum mata ganti mata
nyawa ganti nyawa
hanya warisan Yahudi
yang telah usang
dan harus kita buang,
dua ribu tahun lalu pun
Almasih dengan tegas menentang.
21 koma 25 Milyar, Tin,
duit yang terlalu besar untukku
yang kadang makan di warteg
masih ngutang.
Tapi itu duit yang terlalu kecil
untuk bangsa kita ini.
Bila setiap individu bangsa ini
menyumbang satu Rupiah saja,
maka detik ini pun lunaslah sudah,
dan nyawamu terselamatkanlah.
Dengan puisi ini aku menyerukan
gelora semangat persatuan
demi kau, Tin.
Namun, sesalilah masa silammu.
Dengan alasan apapun
membunuh tetap keji, Tin.
Bekasi, 26 Maret 2014
Kumpulan Puisi Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Tin, tujuh juta Riyal, Tin,
21 koma 25 milyar Rupiah!
Mau kerja jadi babu,
mati lalu bangkit,
jadi babu lagi pun
kau atau aku
takkan bisa melunasinya.
Tapi itu harga nyawamu, Tin.
Harga yang dipatok Saudi
untuk menebus lehermu.
SukaSuka
Reblogged this on puisijomblo and commented:
Dengan puisi ini aku menyerukan
gelora semangat persatuan
demi kau, Tin.
Namun, sesalilah masa silammu.
Dengan alasan apapun
membunuh tetap keji, Tin.
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka