Jaleludin (Seorang Wartawan) – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
JALELUDIN (SEORANG WARTAWAN)
Karya: Norman Adi Satria
Saya Jaleludin, seorang wartawan.
Saya suka jalean
baik yang sembunyi di dalam amplop
atau pun terselip di balik tangan.
Kata Pemred saya
jale adalah duit haram
kata saya
menolak rezekilah yang haram.
Jale adalah pundi-pundi rizki
kala hidup nyaris mati
bila hanya makan gaji
dan minum oplosan caci maki.
Waktu saya berkeringat
mungkin Redaktur sedang minum coklat hangat.
Saat saya dimaki-maki bangsat
mungkin Korlip sedang kongkow dengan sahabat.
Wartawan di ini negeri
gajinya kecil, Bung.
Lebih kecil dari buruh pabrik
yang lemburnya selalu dihitung,
sedang kami
tunjangan pun sering terkatung.
Ah, tiap akhir bulan
selalu berkabung.
Saya Jaleludin, seorang wartawan.
Meski suka jalean
tapi tak mau terima sembarangan.
Jangan harap isi dalam amplop
mampu mengubah isi jurnal saya.
Bila kau pejabat keparat
takkan kutulis negarawan hebat.
Ya maksimal akan kusebut kau
orang sakit yang butuh berobat,
nuranimu sekarat.
2009
Kumpulan Puisi Norman Adi Satria
Saksikan pembacaan puisinya disini:
CATATAN:
Jalean adalah istilah yang kerap digunakan di kalangan wartawan untuk menyebut uang pemberian Narasumber (biasa diberikan sebagai rayuan/ sogokan agar wartawan hanya memberitakan tentangnya yang baik-baik saja). Praktek ini sangat diharamkan oleh sebagian besar media massa karena dapat mengaburkan realita yang ada. Namun dalam kenyataannya, praktek “Jalean” yang lebih besar (transaksi isi pemberitaan) justru kerap terjadi di level atas. Hal ini sangat berbahaya, karena masyarakat akan menerima pemberitaan yang timpang, tidak sesuai fakta, dan bisa jadi menyesatkan. Misalnya: masyarakat akan mengagumi dan memuja-muja seorang tokoh politik karena pemberitaan tentangnya hanya yang baik-baik (pencitraan). Sajak Jaleludin menggambarkan seorang wartawan yang tidak anti untuk menerima jalean, namun sangat anti jika Narasumber mendikte isi beritanya.
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Jalean adalah istilah yang kerap digunakan di kalangan wartawan untuk menyebut uang pemberian Narasumber (biasa diberikan sebagai rayuan/ sogokan agar wartawan hanya memberitakan tentangnya yang baik-baik saja). Praktek ini sangat diharamkan oleh sebagian besar media massa karena dapat mengaburkan realita yang ada.
SukaSuka
Reblogged this on puisijomblo and commented:
Kata Pemred saya
jale adalah duit haram
kata saya
menolak rezekilah yang haram.
Jale adalah pundi-pundi rizki
kala hidup nyaris mati
bila hanya makan gaji
dan minum oplosan caci maki.
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka