Sajak Wartawan (Dan Penguasa Rezim) – Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
SAJAK WARTAWAN
Karya: Norman Adi Satria
Sebagai wartawan
saya lebih banyak bertanya
daripada menuliskan berita.
Karena di ini negeri
berita adalah sari
yang sudah disaring
dalam saringan bungkam
yang celahnya kecil sekali.
Saya bertanya
kepada salah satu pejabat
pemegang rezim:
apakah bapak tidak melas
kepada rakyat?
Keluar dari pintu kantornya
dia memanggil: Mas!
Saya menengok
dia tersenyum
dan: Dor!
Saya tidak ingat lagi.
Dari bertanya
saya tahu banyak,
bahkan terlalu banyak tahu.
Sudah dianggap
harus dilakban mulutnya
lantaran uang sogok tak mempan
untuk membungkam mulut saya.
Ketika saya didor
dia lupa
saya bukan pembicara
saya adalah jurnalis
yang menulis
lebih banyak dari yang terbit.
Dalam keadaan koma
seseorang mengambil cacatan saya
dan menerbitkannya.
Entah berapa waktu kemudian
saat saya terbangun dari pembaringan
rezim itu telah bubar
dan nama saya kian tersebar.
Semua menganggap saya pahlawan.
Kata saya: ah, bukan,
saya hanya mencatat kebenaran.
Bekasi, 10 Februari 2014
Norman Adi Satria
WARTAWAN
Karya: Norman Adi Satria
Sebagai wartawan
saya lebih banyak bertanya
daripada menuliskan berita.
Karena di ini negeri
berita adalah sari
yang sudah disaring
dalam saringan bungkam
yang celahnya kecil sekali.
SukaSuka
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Entah berapa waktu kemudian
saat saya terbangun dari pembaringan
rezim itu telah bubar
dan nama saya kian tersebar.
Semua menganggap saya pahlawan.
Kata saya: ah, bukan,
saya hanya mencatat kebenaran.
SukaSuka
Reblogged this on puisijomblo and commented:
Sebagai wartawan
saya lebih banyak bertanya
daripada menuliskan berita.
Karena di ini negeri
berita adalah sari
yang sudah disaring
dalam saringan bungkam
yang celahnya kecil sekali.
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka