Sajak Perenungan: Pedangdut dan Anaknya – Neng Dan Min (BH dan kancutnya penuh saweran)
Karya: Norman Adi Satria
SAJAK PEDANGDUT DAN ANAKNYA: NENG DAN MIN
Karya: Norman Adi Satria
Neng bernyanyi bergoyang di keramaian jalan
pinggul dan dadanya gemetaran
diiringi nada tak keruan
di antara kemabukan
BH dan kancutnya penuh saweran
buah dada dan pantatnya
jadi bahan senggol dan colekan
lelaki bajingan.
Anak gadisnya terpaku
menatapnya dari perempatan.
“Ibu…”
kata-katanya beku, terpendam.
Neng dalam lenggak-lenggok
menatap anaknya di kejauhan.
Airmatanya memanggil,
“Min… Maafkan ibu..”
Tubuhnya terus digerayangi
lelaki yang tengah meninggi
mabuk dan berahi.
Ketika musik padam
terganti jangkrik berlanggam,
Neng berlari tanpa peduli
uang berceceran di jalan
meluncur keluar dari celana dalam dan kutang
bersama remukan harga diri seorang perempuan.
Neng terlambat,
Min anaknya telah minggat,
tak meninggalkan barang sepucuk surat.
Malam itu,
Min menyusuri jalan
menuju ke suatu entah.
Dia memunguti remukan harga diri ibunya yang berceceran,
kemudian menghilang di ujung jalan.
Bekasi, 2 Oktober 2013
Kumpulan Puisi Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Neng bernyanyi bergoyang di keramaian jalan
pinggul dan dadanya gemetaran
diiringi nada tak keruan
di antara kemabukan
BH dan kancutnya penuh saweran
buah dada dan pantatnya
jadi bahan senggol dan colekan
lelaki bajingan.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau and commented:
BH dan kancutnya penuh saweran
buah dada dan pantatnya
jadi bahan senggol dan colekan
lelaki bajingan.
SukaSuka