Puisi Perenungan: Selendang Bidadari (Dibawa bocah kedinginan)
Karya: Norman Adi Satria
PUISI SELENDANG
Karya: Norman Adi Satria
Aku menemukan selendangmu, bidadari.
Tadi siang tercebur di selokan yang airnya hitam.
Aku mencucinya dan menjemurnya di halaman.
Sayangnya angin membawanya terbang.
Seorang anak gelandangan yang telanjang menemukan
selendang itu di pucuk ranting rambutan.
Dia mengambilnya sambil berkata:
“Pohon, aku pinjam bajumu
untuk menutup gigil dalam bugilku.
Angin di luar sedang genit-genitnya
mencumbui aku dengan dinginnya.”
Pohon rambutan terharu,
menggugurkan helai demi helai daunnya
sebagai pengganti airmata, sambil berkata:
“Anak yang malang, bila kau mau,
tebanglah aku untuk kau jadikan rumahmu.”
Bocah itu tersenyum, menjawab,
“Cukuplah bagiku
tinggal di rumah alam,
beratap awan
dan kasurnya dari koran.
Bila kau kutebang,
burung-burung akan kehilangan sarang.”
Kemudian bocah itu melenggang
pulang.
Bekasi, 22 September 2013
Kumpulan Puisi Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Pohon rambutan terharu,
menggugurkan helai demi helai daunnya
sebagai pengganti airmata, sambil berkata:
“Anak yang malang, bila kau mau,
tebanglah aku untuk kau jadikan rumahmu.”
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka
Reblogged this on Puisi Si Cantik.
SukaSuka