Cermin di Museum – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
CERMIN DI MUSEUM
Karya: Norman Adi Satria
Cermin berbingkai gerimis
pantulkan gadis
dalam tangis,
tiada yang menghibur
tiada lara yang melipur.
Cermin itu terpasang di sebuah museum,
gadis itu berdiri di belakangku,
gerimis itu ada di raut wajahnya,
tangis berderai di matanya,
dan lara ada di sekujur dia.
Dia memandangi kekasihnya
berdua dengan wanita
bercumbu mesra
di dekat patung Sidharta Gautama.
Kekasihnya takkan mengira
perselingkuhan mereka akan terbuka
di sebuah tempat yang tak pernah ada pengunjungnya
kecuali aku sebagai penjaga
“Pernahkah kau melihat wanita menangis sebelumnya?” tanyanya padaku.
“Pernah, namun tak pernah di sini, tak pernah sesedih ini.” jawabku.
“Jadi akulah yang pertama..?”
“Ya..”
Dia menyerahkan airmatanya padaku,
aku menampungnya dengan pelukku.
Bingkai cermin itu berganti pelangi,
memantulkan dua insan
yang tak saling mengenal,
namun saling melipur lara.
Aku berbisik di telinganya:
“Aku pun pria pertama
yang menangis disini,
namun entah untuk siapa.
Namun bila aku harus menangis lagi
aku akan menangis untukmu.”
Bekasi, 30 Juni 2013
Norman Adi Satria
keren bang, boleh singgah juga di blog baru saya.. nandsy.com yang juga suka banget dengan puisi
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka