Gembala dan Bidadari – Puisi Cinta Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
GEMBALA DAN BIDADARI
Karya: Norman Adi Satria
Tanpa ia sadari,
gravitasi cinta
telah menariknya turun.
Dia yang mengawang-awang di udara
kini terjebak
di tanah yang memaksanya berpijak.
Bidadari tanpa selendang
duduk di tepi sendang
mendengar dendang
lantunan Gembala
yang menggiring kerbau ke kandang.
“Darimana kau pelajari nyanyian khayangan terindah itu?”
tanya Bidadari pada Gembala.
“Apa maksudmu, Nona?
Ini lagu Gembala untuk menggiring kerbau ke kandang.
Semua leluhurku bisa menyanyikannya.”
jawab Gembala kebingungan.
“Tidak, leluhurmu tak pernah menyanyikan lagu itu.
Di khayangan pun telah lama tak ada yang bisa melantunkannya.”
kata Bidadari.
“Sudahlah, Nona, mungkin kau terlalu banyak minum arak.
Aku harus segera mengandangkan kerbau sebelum senja buta datang.”
kata Gembala, meninggalkan Bidadari.
Bidadari itu menetap di tepi sendang
demi mendengarkan dendang
Gembala yang menggiring kerbau ke kandang.
Gravitasi cinta
telah membuyarkan segala inderanya.
Dan Gembala
tetap menganggapnya sebagai Nona
yang mabuk arak.
Bekasi, 5 Juni 2013
Norman Adi Satria
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau and commented:
Bidadari tanpa selendang
duduk di tepi sendang
mendengar dendang
lantunan Gembala
yang menggiring kerbau ke kandang.
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi and commented:
Tanpa ia sadari,
gravitasi cinta
telah menariknya turun.
Dia yang mengawang-awang di udara
kini terjebak
di tanah yang memaksanya berpijak.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka