Ketika Hawa Ngidam – Puisi Norman Adi Satria
KETIKA HAWA NGIDAM
Karya: Norman Adi Satria
“Hawa, petiklah buah-buah yang ranum itu.”
“Tidak. Aku dilarang Tuhan.”
“Ah, Tuhan memang suka melarang ini dan itu.”
“Tidak. Tuhan hanya melarang yang itu.”
“Hawa, dengarlah, buah itu legit, cobalah segigit.”
“Tidak. Aku sedang sariawan.”
“Oh, tentu sariawanmu akan sembuh.
Buah itu kaya vitamin C.”
“Aku tak sedang ingin makan yang legit-legit.
Kau tau aku sedang hamil, sedang ngidam.
Aku mau yang kecut!”
“Emm, lihat yang belum ranum itu, pasti asam.”
“Tapi aku sedang diare
tidak boleh makan yang kecut-kecut, yang asam-asam.”
“Tapi itu aman kok untuk pencernaan,
pasti diaremu akan sembuh juga.”
“Tidak. Aku belum ingin sembuh.
Aku suka diare ini.”
“Aduuuhh, susah sekali membujukmu..
Baiklah, sebenarnya kau ngidam apa, Hawa?”
“Dengarlah Ular, dalam teriakanku kepada Adam,
itulah yang sedang aku idamkan.
Dengarkan baik-baik.”
“oke.”
“Adaaamm, Ular ada di depanku!!!!”
Adam yang sedari tadi sembunyi di balik semak
memukulkan pentungan ke kepala Ular berkaki itu.
“Oh Tuhan, akhirnya ngidamku kesampaian..”
Bekasi, 22 april 2013
Norman Adi Satria
Reblogged this on standupuisi and commented:
“Dengarlah Ular, dalam teriakanku kepada Adam, itulah yang sedang aku idamkan.
Dengarkan baik-baik.”
“oke.”
“Adaaamm, Ular ada di depanku!!!!”
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau and commented:
“Hawa, petiklah buah-buah yang ranum itu.”
“Tidak. Aku dilarang Tuhan.”
“Ah, Tuhan memang suka melarang ini dan itu.”
“Tidak. Tuhan hanya melarang yang itu.”
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka