Palma-Palma Kering dan Abu (Puisi Rabu Abu) – Norman Adi Satria
PALMA-PALMA KERING DAN ABU
Karya: Norman Adi Satria
Palma telah kering
hijaunya lenyap
membubung bersama waktu
terserap sejarah masa lalu
tentang tangan seribu yang mengelu-elu:
“Hosana.. Hosana.. Bagi Putera Daud!”
Adakah kau di situ?
Palma-palma kering masuk ke tungku
menjadi abu,
melekat berupa salib di keningmu
di hari Rabu.
Adakah kau di situ?
Kesakralan ritual takkan berarti apa-apa
tanpa kita mengenang abu, debu,
sesuatu yang tak berharga
namun dari sana moyang kita,
Adam dan Hawa.
Abu jugalah yang membuat Tuhan tersentuh,
ketika Raja Niniwe menggunduli diri dan telanjang,
lalu sujud di dalam abu bersama rakyatnya,
setelah diingatkan Yunus akan dosa mereka,
Niniwe tak jadi diluluhkan bagai Sodom dan Gomora.
Abu, debu, dan keheninganlah yang menemani Yesus
di padang gurun ketika berpuasa.
Adakah kita di situ?
Sebagai iblis atau muridnya?
Bekasi, 11 Februari 2013
Norman Adi Satria
Reblogged this on Puisi Asmara Cinta and commented:
Palma telah kering,
hijaunya lenyap,
membubung bersama waktu,
terserap sejarah masa lalu,
tentang tangan seribu yang mengelu-elu :
“Hosana.. Hosana.. Bagi Putera Daud!”
Adakah kau di situ?
SukaSuka
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka