Menilik Sumpah Pemuda – Puisi Norman Adi Satria
Karya: Norman Adi Satria
MENILIK SUMPAH PEMUDA
Karya: Norman Adi Satria
Coba kita menilik ke hari 28 bulan 10 tahun 1928
Sekumpulan pemuda
Meneriakkan ikrar dalam diam-diam
Tentang tiga hal yang tak pernah terpikir sebelumnya
Karena kita tahu
Gerakan-gerakan terdahulu hanya bergerak bagai spora
Menyebar lalu buyar
Atau kabur ketika Sang Jendral gugur
Di hari itu
Entah siapa yang memulai
Tiba-tiba sebutan Nusantara, Dwipantara, Hindia Belanda
Yang terdiri dari Java, Soematra, dan lainnya
Menjadi Indonesia
Berdiri di atas kesamaan nasib
Menggugah hati melepas atribut-atribut kesukuan nenek moyang
Tak lagi memandang warna-warni bulu
Tak peduli lagi siapa raja terdahulu
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia ;
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia ;
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Ketika itu
Indonesia belumlah menjadi sebuah negara
Namun tanah tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan yang mesti dijunjung
Karena hanya dalam ikatan yang satu, kumpulan lidi baru bisa menjadi sapu
Kini kita perlu
Menjadi pemuda yang berikrar sekali lagi
Bukan sebagai rutinitas tahunan
Namun sebagai sosok yang siap mengambil peranan
Bekasi, 26 Oktober 2012
Norman Adi Satria
Reblogged this on standupuisi.
SukaSuka
Reblogged this on nontonpuisi.
SukaSuka
Reblogged this on Best Romantic Poetry.
SukaSuka
Reblogged this on Kumpulan Puisi Cinta Paling Galau.
SukaSuka